TEMPO.CO, Jakarta - Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) berencana mengubah aturan soal batasan anggaran gaji yang telah mereka terapkan dalam 11 tahun terakhir. Perubahan itu disebut bisa menguntungkan bagi klub-klub kaya seperti PSG.
Media-media Inggris menyebutkan aturan baru tersebut akan dibahas dalam pertemuan bulan depan di markas UEFA di Swiss yang akan dihadiri oleh petinggi asosiasi sepak bola dari setiap negara, klub hingga agen pemain.
Terdapat perubahan yang cukup signifikan dalam aturan yang disebut sebagai salary cap itu. Aturan lama menyebutkan bahwa anggaran gaji setiap klub tak boleh lebih besar dari 70 persen pendapatan mereka tahun sebelumnya. Jika melanggar, hukumannya adalah tak boleh bermain di kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa.
Dalam aturan yang baru, menurut laporan The Times, UEFA sedikit melunakkan batasan itu. Klub boleh memiliki anggaran gaji lebih dari 70 persen asalkan mereka rela membayar denda yang disebut sebagai "pajak". Denda itu nantinya akan dibagikan kepada seluruh klub yang bermain di kompetisi Eropa.
UEFA juga akan menghapus hukuman larangan bermain di Liga Champions dan Liga Europa bagi klub yang anggaran gajinya lebih dari 70 persen pendapatan mereka.
Daily Mail menyebut bahwa aturan baru itu akan menguntungkan klub-klub kaya seperti PSG, Manchester City dan Chelsea.
Menurut Daily Mail, skema seperti itu sebelumnya sudah diterapkan di sejumlah kompetisi di Amerika Serikat seperti NBA dan MLB.
"Aturan anggaran gaji baru akan mengizinkan pemilik kaya untuk menghabiskan anggaran di atas pendapatan klub mereka jika mereka mau membayar pajak," tulis Daily Mail.
Ide ini sendiri memicu kontroversi karena keluar pasca PSG memastikan perekrutan Lionel Messi. Barcelona tak bisa memberikan Messi kontrak baru karena terbentur aturan anggaran gaji lama UEFA.
Gaji Messi yang mencapai 35 juta euro atau sekitar Rp 1,6 triliun per tahun pun membuat banyak pihak menilai PSG pasti akan melanggar aturan Financial Fair Play itu. Pasalnya mereka telah memiliki pemain bergaji jumbo seperti Kylian Mbappe dan Neymar sebelumnya.
PSG juga mendatangkan pemain bintang seperti Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, Achraf Hakimi dan Georginio Wijnaldum pada bursa transfer musim panas ini. Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, telah membantah anggapan mereka telah melanggar aturan itu dan menyatakan telah memperhitungkan segalanya.
Selain sebagai Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Klub Eropa (ECA). Dia baru terpilih pada April lalu setelah Andrea Agnelli, Presiden Juventus, mengundurkan diri pasca mengumumkan pembentukan Liga Super Eropa yang ditentang UEFA. ECA merupakan asosiasi yang berada di bawah naungan UEFA.
THE TIMES|MIRROR|DAILY MAIL