TEMPO.CO, Jakarta - Gianni Infantino terpilih kembali sebagai presiden FIFA dalam Kongres ke-73 di Kigali, Rwanda, pada Kamis, 16 Maret 2023. Ia menjanjikan rekor pendapatan dalam periode empat tahun berikutnya sebesar US$ 11 miliar atau sekitar Rp 169,58 triliun saat ia menyerukan lebih banyak sepak bola dimainkan di seluruh dunia.
Infantino, 52 tahun, maju tanpa lawan, menjadikan pemilihannya kembali sebagai presiden formalitas belaka. Dia tidak populer di antara asosiasi anggota FIFA di tengah sejumlah kontroversi, termasuk perlakuan terhadap pekerja migran menjelang Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Ini adalah kehormatan dan keistimewaan yang luar biasa, dan tanggung jawab yang besar,” kata pria asal Swiss itu. "Saya berjanji untuk terus melayani FIFA dan sepak bola di seluruh dunia. Kepada mereka yang mencintai saya, dan saya tahu ada banyak, dan mereka yang membenci saya, saya mencintai kalian semua.”
Infantino mengonfirmasi pendapatan FIFA mencapai tingkat rekor pada periode 2019-2022, tetapi berjanji untuk meningkatkannya secara substansial di belakang perluasan turnamen Piala Dunia putra dan putri serta pengenalan Piala Dunia Antarklub yang akan terdiri dari 32 tim.
"Pendapatan naik ke rekor US$ 7,5 miliar (hingga 2022) dalam periode yang dilanda Covid-19. Ketika saya tiba, cadangan FIFA mencapai sekitar US$ 1 miliar, hari ini hampir mencapai US$ 4 miliar," ujar Infantino.
"Kami menjanjikan pendapatan rekor baru untuk periode berikutnya sebesar US$ 11 miliar, dan Piala Dunia Antarklub yang baru tidak termasuk dalam angka itu, sehingga bisa meningkat beberapa miliar lagi.”
Infantino mengatakan FIFA akan terus meninjau sistem transfer untuk meningkatkan transparansi dan menyarankan agar organisasi itu membahas batas gaji.