TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali meminta agar semua pihak tidak menganggap remeh sanksi FIFA untuk Indonesia menyusul pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Menurut dia, hukuman itu tetap berdampak negatif untuk sepak bola nasional.
"Artinya, apapun, ini merupakan sanksi, jangan melihat besar kecilnya sanksi, tapi ini adalah sanksi yang harusnya membuat kita tidak jemawa dan introspeksi diri," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 7 April 2023.
"Ada hukuman moral yang kita dapatkan dari apa yang kita lakukan dan ini menggambarkan FIFA telah menegakkan kedaulatannya di mata anggotanya," ucap Akmal menambahkan.
Meski Indonesia terhindar dari sanksi berat FIFA, Akmal mengatakan, tetap ada berbagai kerugian yang diterima, dari kegagalan timnas U-20 bermain di Piala Dunia U-20 2023, hingga nama Indonesia yang tercoreng di mata internasional karena gagal menjalankan amanah.
"Kita tidak boleh lagi ingkar terhadap komitmen yang sudah dilakukan, ditambah tidak boleh lagi ada 'PDIP' di sepak bola. Bukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ya, 'PDIP' maksudnya Piala Dunia Isinya Politik," katanya.
Akmal Marhali menyarankan kepada pemerintah untuk ke depannya melakukan judicial review terhadap konstitusi yang ada sebelum kembali berencana menggelar ajang olahraga internasional. Ia menilai semua pihak harus menyatukan komitmen terkait konstitusi agar kejadian Piala Dunia U-20 tak terulang.
"Ke depan bangsa kita harus melakukan Judicial Review terkait konstitusi ini mau diterjemahkan secara tekstual atau kontekstual, termasuk Permenlu Nomor 3 Tahun 2019," kata Akmal.
"Kalau tekstual maka kita akan terasing di dunia internasional. Kenapa? Kita kan membenci penjajahan maka kita juga harus juga membenci Rusia yang menjajah Ukraina, Cina yang menjajah Tibet, kemudian India yang menjajah Kashmir, termasuk Arab Saudi yang menjajah Yaman," ucapnya.
Selama ini, Akmal beranggapan bahwa sikap Indonesia hanya sebatas membenci agresi-agresi yang dilakukan negara lain tapi tidak bisa berbuat apa-apa. "Terbukti dari tahun 60an kita menekan Israel soal Palestina tapi hanya (bisa) membenci (dan) tidak melakukan apa-apa."
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Paris, Prancis. Ia mengatakan bahwa FIFA hanya memberi sanksi administratif kepada PSSI.
"Saya hanya bisa berucap, Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia khususnya para pecinta sepak bola, Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan sepak bola dunia," ujar Erick Thohir dikutip dari keterangan resmi PSSI.
Pilihan Editor: 3 Poin Penting Sanksi FIFA untuk Indonesia, Pembekuan Dana hingga Transformasi Sepak Bola