TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang legendaris Brasil, Romario, tidak setuju dengan rencana Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) untuk merekrut Carlo Ancelotti sebagai pelatih tim nasional negara itu. Mantan bintang Barcelona itu lebih memilih melihat pelatih sementara saat ini Fernando Diniz tetap memimpin Selecao.
Romario, yang menjuarai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, mengatakan Brasil pantas mendapatkan yang lebih baik dari Ancelotti, yang bahkan menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal bahwa dia tertarik untuk menduduki jabatan tersebut.
“Persetan dengan Ancelotti! Saya ingin Diniz sampai akhir,” kata pria berusia 57 tahun, yang sekarang menjadi senator Rio de Janeiro, kepada Panorama Esportivo, Selasa, 31 Oktober 2023. Wawancara lengkapnya belum dipublikasikan tetapi surat kabar Brasil O Globo telah merilis pratinjaunya.
Romario memuji Diniz, yang ia gambarkan sebagai pelatih terbaik di Brasil dan menurutnya perlu diberi waktu untuk mendapatkan hasil. Dukungan mantan penyerang itu datang setelah pemenang Piala Dunia lima kali itu menjalani jeda internasional yang mengecewakan pada Oktober lalu, ditahan oleh Venezuela 1-1 di kandang sebelum kalah tandang 0-2 dari Uruguay di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Setelah hanya memainkan empat pertandingan, Brasil sudah tertinggal lima poin dari rival beratnya Argentina di klasemen sementara, meski mereka hanya perlu finis di enam besar zona Amerika Selatan untuk lolos ke turnamen di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada tiga tahun mendatang.
Pada Juli lalu, Diniz, yang merangkap sebagai manajer Fluminense, ditunjuk sebagai pelatih sementara Brasil hingga pertengahan 2024, ketika CBF berharap Ancelotti akan mengambil alih jabatan tersebut. Kontrak pelatih Italia itu di Real Madrid berlaku hingga akhir musim 2023-2024, yang berarti tanggalnya sudah ditentukan.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Ednaldo (Rodrigues), presiden CBF, karena dia memilih Diniz dengan baik. Dia adalah pelatih terbaik yang kami miliki di Brasil. Ia masih belum sempat berkiprah di timnas, seperti yang ia lakukan bersama klubnya, yakni melatih dan mempertemukan para pemain, itulah yang menjadi kelebihannya. Dia melakukan apa yang dia bisa. Mereka seri dan kalah dalam dua pertandingan terakhirnya, tapi tidak ada yang selalu menang.”
AS
Pilihan editor: Lothar Matthaus Sebut Lionel Messi Tak Layak Dapat Ballon d'Or 2023, Angel Di Maria Bela La Pulga
