Formasi Bermain
Untuk pola bermain, baik Diego Placente maupun Soumalia Coulibaly kemungkinan memasang lagi lima gelandang dalam formasi 4-2-3-1.
Mali mungkin harus memberi perhatian lebih kepada Echeverri yang dalam semifinal lalu menciptakan tujuh peluang dan menerima serta menyalurkan 64 umpan.
Mali juga mesti mencermati manuver duet bek sayap Argentina, Dylan Gorosito dan Octavio Ontivero, yang rajin mengobrak-abrik pertahanan lawan dari sayap.
Mali akan memasang kembali Bourama Kone di bawah mistar gawang, sedangkan duet Issa Traore dan Baye Coulibaly akan ketat melapisnya sebagai palang pintu yang juga aktif membantu serangan.
Saat melawan Prancis dalam semifinal, Issa Traore menjadi pemain Mali yang paling sering mengumpan dan bergerak lintas lini.
Moussa Traore akan kembali berposisi bek kiri, sedangkan Gaoussou Kone atau Moussa Massire Diop menempati bek kanan setelah Souleymane Sanogo tak bisa dipasang karena terkena kartu merah.
Hamidou Makalou yang berjelajah tinggi akan kembali dipasang bersama Sekou Kone, sebagai gelandang tengah.
Ibrahim Kanate mungkin kembali menjadi ujung tombak serangan, yang bakal dilapis Ange Martial Tia tepat di belakangnya, sedangkan Tia diapit Mahamoud Barry di sayap kiri serangan dan Ibrahim Diara atau Mamadou Doumbia di sayap kanan.
Menghadapi Mali yang memiliki bek-bek tangguh, pelatih Diego Placente bakal kembali mengandalkan kreativitas sang kapten, Claudio Echeverri, untuk menjadi striker kedua di belakang ujung tombak Agustin Ruberto.
Keduanya bisa menjadi teror yang konstan untuk duet bek tengah Mali, Issa Traore dan Baye Coulibaly.
Echeverri akan diapit Ian Subiabre di sayap kiri, dan Gustavo Albarracin atau mungkin Kevin Gutierrez di sayap kanan.
Sedangkan Mariano Gerez dan Valentino Acuna, menjadi penyeimbang pertahanan dan serangan Argentina, di lini tengah.
Keduanya akan memfasilitasi trio Subiare, Echeverri dan Albarracin, tapi juga bakal membantu bek tengah Tobias Palacio dan Juan Gimenez melindungi kiper Jeremias Florentin.
Sedangkan, Octavio Ontivero dan Dylan Gorosito menutup kedua sayap pertahanan Argentina, sekaligus membantu serangan dari sayap begitu mendapatkan momen.
Laga ini bisa menjadi momen balas dendam Mali yang disingkirkan Argentina 1-2 dalam perempatfinal Piala Dunia U-17 2001. Bagi Argentina sendiri, kenangan 22 tahun lalu itu bisa menambah motivasi untuk kembali menaklukkan Mali.
Kedua tim belum pernah menjuarai Piala Dunia U-17, tetapi sudah lebih dari satu kali menjalani pertandingan perebutan tempat ketiga. Mali juga pernah menjadi runner up pada 2015.
Argentina menjadi tim yang paling sering menjalani laga perebutan tempat ketiga. Sebelum ini, mereka sudah lima kali melakukannya, yang tiga di antaranya mereka menangkan pada 1991, 1995 dan 2003.
Mali sendiri pernah menyelami babak ini pada 2017 ketika menyerah 0-2 kepada Brasil.
Pilihan Editor: Duel Argentina vs Mali di Piala Dunia U-17 Disebut Seperti Mini-Final