TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa anti-doping di Italia meminta hukuman larangan bermain maksimal empat tahun untuk gelandang Juventus, Paul Pogba, pada Kamis, 7 Desember 2023, setelah pemenang Piala Dunia 2018 itu dinyatakan positif menggunakan testosteron. Hal itu diungkap oleh Gazzetta dello Sport dan sejumlah media Italia.
Pemain Prancis itu memilih tidak melakukan tawar-menawar dengan badan anti-doping Italia, yang berarti kasus tersebut akan diadili di hadapan pengadilan anti-doping negara tersebut.
Larangan empat tahun merupakan standar di bawah Kode Anti-Doping Dunia tetapi dapat dikurangi jika seorang atlet dapat membuktikan bahwa dopingnya tidak disengaja, jika hasil tes positif adalah akibat dari kontaminasi atau jika mereka memberikan “bantuan besar" kepada penyelidik.
Hasil tes positif pertama Pogba diumumkan pada September lalu, berasal dari pemeriksaan yang dilakukan setelah pertandingan Juventus melawan Udinese pada 20 Agustus. Pogba tidak bermain dalam pertandingan Liga Italia Serie A tersebut tetapi berada di bangku cadangan Juventus.
Paul Pogba belum memberikan komentar publik mengenai kasus ini.
“Secara manusiawi, saya minta maaf pada Paul,” kata pelatih Juventus Massimiliano Allegri pada Oktober lalu.
Kasus doping menjadi catatan negatif lainnya bagi pemain yang diganggu cedera sejak bergabung kembali dengan Juventus dari Manchester United pada Juli 2022. Ia absen dari perjalanan Prancis ke final Piala Dunia 2022 karena cedera lutut dan hanya bermain di enam pertandingan Serie A untuk Juventus musim lalu dan dua laga musim ini.
Investigasi polisi juga sedang berlangsung di Prancis atas tuduhan Pogba menjadi sasaran pemeras—termasuk kakak laki-lakinya, Mathias, yang membantah melakukan kesalahan.
Pogba mencetak gol untuk Prancis dalam kemenangan 4-2 atas Kroasia di final Piala Dunia 2018. Dia bermain dalam 178 pertandingan untuk Juventus dari 2012 hingga 2016.
REUTERS | ESPN
Pilihan editor: Majalah Vogue Sebut Jersey Lionel Messi di Inter Miami Salah Satu Item Fashion Utama 2023