TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Antimafia Bola Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan PSSI mengungkap sederet fakta terbaru dari kasus match fixing atau pengaturan pertandingan dalam liga sepak bola Indonesia. Mulai keterlibatan Vigit Waluyo hingga rumah judi SBOTOP yang beromzet miliaran rupiah.
Tempo merangkum tiga fakta terkini kasus match fixing sepak bola Indonesia, simak selengkapnya berikut ini.
1. Vigit Waluyo Jadi Salah Satu Tersangka Match Fixing Liga 2
Kepala Satgas Antimafia Bola Inspektur Jenderal Asep Edi Suheri mengumumkan delapan kasus match fixing yang terjadi pada Liga 2 2018. Dari delapan nama tersebut ada satu nama yang cukup faimiliar, yakni Vigit Waluyo.
"Terkait dengan perkara match fixing sampai saat ini kami telah memeriksa sebanyak 17 orang saksi dan menetapkan sebanyak delapan tersangka yang terdiri dari 4 orang wasit inisial K, RP, AS, dan M," ujar Asep Edi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023. "Kemudian satu orang asisten manajer klub berinisial DRN dan satu orang pelobi inisial VW yang disampaikan oleh Bapak Kapolri dan juga satu orang LO wasit inisial KM."
Satgas Antimafia Bola saat ini sedang menunggu pelimpahan berkas perkara match fixing yang telah diberikan kepada Kejaksaan Agung pada Kamis, 7 Desember lalu, untuk menghadirkan Vigit Waluyo di hadapan publik.
2. Situs Judi SBOTOP Terindikasi Pengaruhi Hasil Pertandingan Liga Indonesia
Satgas Antimafia Bola Polri dan PSSI mengungkap kasus judi bola yang dilakukan situs judi SBOTOP dengan omzet hingga Rp 481 miliar. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan situs ini memiliki server yang berbasis di Filipina dan diikuti hampir 43 ribu anggota dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Kami merilis pengungkapan situs rumah judi, SBOTOP, perputaran uangnya Rp 480 miliar selama satu tahun. Ini kami melakukan kerja sama untuk menelusuri, ini bukan akhir dan kami akan melanjutkan untuk memberantas match fixing atau permainan judi yang akan mempengaruhi kompetisi sepak bola," ucapnya.
Empat orang yang berperan sebagai penyedia rekening agar situs judinya bisa beroperasi telah dijadikan tersangka. SBOTOP sendiri pernah menjadi salah satu sponsor klub Liga 1, yaitu Persikabo 1973. Namun, kini logo SBOTOP sudah tak terpampang lagi di bagian dengan Laskar Padjajaran yang diganti dengan Artha Graha Peduli.