TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan Timnas Jepang di Piala Asia 2023 belum meyakinkan. Lolos ke fase gugur atau babak 16 besar, tim berjuluk Samurai Biru tersebut hanya finis kedua di Grup D di bawah Irak. Pelatih Jepang Hajime Moriyasu pun sadar betul timnya menjadi sasaran kritik dari para pendukung.
Meski begitu, Moriyasu menilai kritik itu sebagai tanda kehormatan menjelang laga babak 16 besar menghadapi Bahrain di Al Thumama Stadium pada Rabu, 31 Januari 2024. “Ini merupakan tanda rasa hormat untuk kami. Ketika orang mengatakan kami kesulitan di Piala Asia, mereka mempunyai harapan yang tinggi,” kata Moriyasu, dikutip dari Reuters.
Jepang adalah tim peringkat teratas di benua Asia, yaitu peringkat 17 FIFA. Namun, mereka menempati posisi kedua di Grup D di belakang Irak setelah kalah dari tim Asia Barat. Jepang juga gagal mencatatkan clean sheet setelah kebobolan melawan Vietnam dan Indonesia.
"Kami tahu kami bisa bermain lebih baik tetapi tim-tim Asia menjadi lebih baik dan lebih kompetitif. Kesenjangan antara tim-tim papan atas dan tim-tim bawah telah terpotong, itulah kesan saya," kata Moriyasu.
Bahrain, secara mengejutkan, menjadi pemuncak Grup E di atas Korea Selatan yang finis kedua. Ini membuat Jepang terhindar dari bentrokan kelas berat antara dua tim Asia Timur. Namun, Moriyasu tetap mewaspadai ancaman Bahrain, negara Teluk yang baru mencapai babak sistem gugur untuk ketiga kalinya.
“Bahrain adalah tim yang sangat berbakat, mereka memiliki bakat individu dan mereka bekerja secara kolektif sebagai sebuah unit. Mereka tidak hanya bisa melakukan serangan balik tetapi mereka memiliki pemain berbakat di lini depan yang bisa memainkan sepakbola yang bagus,” kata Moriyasu.
"Kami harus belajar dari kesalahan di tiga laga pertama, tapi bukan berarti kami punya kekhawatiran di lini pertahanan. Saya yakin para pemain saya akan mengeluarkan 100 persen potensinya."
Moriyasu juga tak ingin laga harus berlanjut ke adu penalti. Apalagi, mereka pernah tersingkir dalam adu penalti di Piala Dunia 2022 saat tiga pemainnya gagal mengeksekusi tendangan penalti. "Kami kalah adu penalti dari Kroasia di Piala Dunia jadi kami harus selalu memperbaikinya, tapi yang penting adalah kami tidak melakukan adu penalti. Kami harus menyelesaikan pertandingan dalam 90 menit," kata dia.
Adapun pelatih Bahrain Juan Antonio Pizzi mengatakan akan berusaha membuat timnya mengendalikan permainan dan penguasaan bola melawan Jepang. Ia juga yakin memiliki peluang untuk menebus kesalahannya saat menukangi Arab Saudi pada Piala Asia 2019. Saat itu, Arab Saudi asuhannya menelan kekalahan dari Jepang. “Tekanan pada Jepang penting dan ini bisa menguntungkan kami,” kata Pizzi.
“Aspek psikologis penting bagi pemain apalagi saat kami memenangkan pertandingan dan lolos. Semangat para pemain tinggi. Kemenangan adalah motivasi yang baik, mudah-mudahan semangat itu bisa kita gunakan untuk memenangkan pertanidingan besok,” ujar dia menambahkan.
Pilihan Editor: Indra Sjafri Berencana Cari Pemain Diaspora untuk Timnas Indonesia U-20 Usai 2 Kekalahan Laga Uji Coba