TEMPO.CO, Jakarta - Hussein Ammouta hanya perlu merebut satu kemenangan untuk memimpin Yordania meraih gelar Piala Asia 2023. Jika dia berhasil melakukannya saat menghadapi Qatar pada Sabtu, 10 Februari 2024, itu akan menjadi puncak kejayaan bagi individu yang telah menghabiskan sebagian besar karier, sebagai pemain dan pelatih, di Asia.
Baru mengambil alih jabatan pelatih pada Juni 2023, tak masuk hitungan dalam perebutan trofi antar-negara benua Asia tersebut. Apalagi, sebelum turnamen dimulai, Yordania menderita kekalahan 6-1 dari Jepang dalam pertandingan persahabatan.
Ammouta berhasil membalikkan keadaan. Yordania mampu tampil semakin kuat di setiap pertandingan di Qatar. “Saya harus memuji pelatih kami, yang menekankan pentingnya menikmati setiap permainan dari diri kami sendiri. Dia menanamkan mentalitas kemenangan dalam diri kami," ujar Mousa Al Tamari, memuji pelatih menyusul kemenangan 2-0 atas Korea di semifinal.
“Disiplin taktis yang ditanamkan oleh pelatih kami sangatlah penting. Dia menanamkan kepercayaan pada kami untuk tidak terlalu takut pada lawan, sekaligus tidak memberikan ruang bagi mereka untuk menyerang,” kata Al Tamari menambahkan.
Bukan hanya pertandingan Republik Korea yang membuat Jordan tampil mengesankan. Mereka memulai perjalanan dengan kemenangan gemilang 4-0 atas Malaysia di Grup E. Tim Negeri Jirak gagal menghadapi taktik Ammouta. Kondisi yang sama Korea alami pada partai kedua fase grup. Pertandingan penutup grup berakhir dengan kekalahan 1-0 dari Bahrain tetapi itu terjadi setelah satu tempat di babak 16 besar sudah menjadi milik Yordania.
Pada fase gugur, Yordania benar-benar menunjukkan permainan terbaiknya. Ammouta mendorong para pemain mengeluarkan performa terbaik saat mengalahkan Irak 3-2. Penampilan lebih impresif juga berbuah kemengan 1-0 atas tim debutan Tajikistan pada babak perempat final. Melawan Republik Korea, Yordania berhasil membuat Taeguk Warriors terengah-engah.
Ammouta, sekali lagi, menunjukkan ketajaman taktisnya dengan mengakui bahwa keputusan untuk melakukan taktik serangan balik cepat diputuskan setelah menganalisis Republik Korea dengan cermat. “Kami sepakat untuk memulai dengan kuat, memanfaatkan fakta bahwa Republik Korea telah kebobolan delapan gol dalam lima pertandingan. Penting untuk memanfaatkan kemampuan kami dan mengambil inisiatif menyerang."
“Kami tahu bahwa lawan kami akan menyerang balik, oleh karena itu fokus kami tetap pada taktik bertahan yang agresif. Namun, pendekatan proaktif kami pada permainan menyerang membuat kami menjadi tim yang lebih efektif. Kami menampilkan pola pikir seorang juara, menunjukkan ketahanan dan determinasi dalam setiap aspek permainan,” kata pria berusia 54 tahun itu.
Setelah membawa Yordania ke final Piala Asia untuk pertama kalinya, ekspektasi meningkat terhadap mereka. Apapun hasilnya, tempat Ammouta dalam sejarah sepak bola Asia sudah pasti tercatat.
Pilihan Editor: Prediksi Yordania vs Qatar di Final Piala Asia 2023: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain