TEMPO.CO, Jakarta - Akram Afif menjadi bintang Piala Asia 2023. Ia mengantar Timnas Qatar menjadi juara juga memborong tiga penghargaan individu di turnamen tersebut.
Tiga gol penalti Afif mengantar Qatar mengalahkan Yordania 3-1 dalam laga final di Stadion Lusail, Sabtu, 11 Februari 2023. Hat-trick itu mengantarnya jadi top skor dengan koleksi delapan gol. Ia juua dianugerai gelar pemain terbaik dan pemain paling berharga di turnamen ini.
Seusai pertandingan, wartawan sempat menodong pemain depan ini dengan pertanyaan soal kemungkinan kembali bermain di Eropa. Pemain Al Sadd itu terkesan enggan memberi jawaban pasti.
"Saya berbicara tentang menjadi pemain profesional (di Eropa). Namun, bukan saya yang memutuskan. Istri saya juga harus membuat keputusan untuk saya. Tidak mudah untuk meninggalkan klub dan negara," kata Afif kepada wartawan setelah final.
Namun ia menambahkan, "Saya ingin sekali menjadi pemain profesional (di Eropa). Saya akan mengatakan bahwa saya ingin sekali pergi."
Akram Afif, yang kini berusia 27 tahun, pernah mencoba peruntungan di Eropa pada 2015-2020. Ia awalnya membela Eupen di Liga Belgia, yang diperkuatnya dalam 28 laga dan disumbangnya 8 gol.
Pada 2016 ia itu direkrut Villarreal. Namun, ia tak pernah dimainkan klub Spanyol itu. Ia dipinjamkan ke Sporting Gijon, yang diperkuatnya 9 kali. Setelah itu ia juga dipinjamkan Eupen yang diperkuatnya 15 kali.
Villarreal kemudian kembali meminjamkannya ke Al Sadd. Adid bertahan dengan status permanen di klub Qatar itu hingga saat ini.
Sejak memimpin Qatar meraih gelar juara Piala Asia 2019, dengan rekor 10 assist di turnamen, Afif telah menjadi salah satu pemain yang paling ditakuti di Asia. Di Piala Asia 2023, ia mampu menujukkan performa yang istimewa.
Para pelatih lawan yang pernah menghadapinya telah memuji kemampuannya. Pelatih Tajikistan, Petar Segrt, mengatakan bahwa hanya masalah waktu sebelum Afif kembali ke Eropa.
REUTERS
Pilihan Editor: Daftar Juara Piala Asia Sepanjang Masa, Qatar Samai Capaian Korea Selatan