TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian pertandingan Liga 1 pekan ke-28 akan dimainkan mulai Rabu, 6 Maret 2024. Salah satu laga besar, Persib Bandung vs Persija Jakarta, bakal tersaji di pekan ini.
Selain itu, ada pula duel Bali United vs PSIS Semarang yang mempertemukan tim peringkat ketiga dan keempat klasemen sementara Liga 1 saat ini. Pertarungan ini diprediksi bakal berjalan sengit di tengah persaingan mendapatkan tiket Champion Series menjelang pengujung kompetisi musim ini.
Berikut empat fakta penting menjelang pekan ke-28 Liga 1:
1. Persib Bandung vs Persija Jakarta Tanpa Penonton
Laga ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu, 5 Maret 2024, mulai 15.00 WIB. Pertandingan ini bakal digelar tanpa penonton.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, meminta suporter menaati aturan yang ditetapkan federasi dalam pertandingan Liga 1. Ia memastikan bahwa laga Persib Bandung vs Persija Jakarta bakal digelar tanpa penonton.
Sebelumnya, jagad media sosial diramaikan dengan beredarnya foto surat keputusan Komisi Disiplin PSSI yang berisi hukuman untuk Persib imbas kerusuhan suporter yang terjadi di luar area Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Selasa 27 Februari lalu. Salah satu sanksi yang dijatuhkan adalah larangan menghadirkan penonton dalam satu pertandingan kandang.
Yunus mengatakan pihaknya tak mau kejadian seperti Tragedi Kanjuruhan kembali terulang. Untuk itu, dia ingin agar para suporter memaklumi keputusan Komdis PSSI soal larangan hadir ke stadion untuk laga Persib vs Persija pada pekan ke-27 Liga 1 pada Sabtu, 9 Maret mendatang.
"Kami tidak mau kecolongan lagi karena kejadian seperti, maaf Kanjuruhan. Itu betul-betul luar biasa memukul federasi, kita juga berharap ke depanya kawan-kawan saling menahan diri juga harus memaklumi bahwa ketika PSSI memberikan keputusan tanpa penonton, ya layaknya itu juga dituruti," ujar dia saat ditemui di GBK Arena, Jakarta Pusat, Senin, 4 Maret 2024.
Kendati demikian, Maung Bandung sejatinya bisa melakukan banding atas keputusan tersebut. Tim asuhan Bojan Hodak dikabarkan telah mengajukan banding, tetapi Yunus mengaku belum menerima surat resminya.
"Belum, kami tunggu suratnya. Kami akan lakukan semuanya secara prosedural karena ini juga menyangkut sebuah resiko yang sangat besar, tentu kami mengakomodir saran dan pendapat dari berbagai elemen dan kami juga harus berkaca beberapa kejadian," tutur dia.
2. Terjadi Aksi Brutal Pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi
Saat pertandingan Persebaya Surabaya vs PSS Sleman yang berakhir 2-1pada pekan ke-27 Liga 1, Minggu, 3 Maret lalu, terjadi aksi brutal yang dilakukan penggawa tim berjuluk Super Elang Jawa, Wahyudi Hamisi. Dia menendang kepala Bruno Moreira yang sedang tergeletak di lapangan.
Insiden berbahaya itu tercipta pada menit ke-16. Wahyudi Hamisi terlihat sedang berebut bola dengan Ripal Wahyudi di area sepertiga akhir PSS. Ripal berusaha mempertahankan bola dari tekanan Wahyudi. Ia kemudian bergerak ke arah Bruno yang sedang tergeletak. Pemain berusia 26 tahun itu kemudian mengayunkan kaki ke arah bola, namun malah mengenai kepala Bruno.
Gelandang asal Brasil itu kemudian bangkit dan langsung berupaya mendorong Wahyudi. Keributan antarpemain terjadi sampai wasit Ginanjar Rahman harus turun tangan untuk melerai pemain. Setelah suasana mereda, Wahyudi diganjar kartu kuning kepada Wahyudi, termasuk para pemain lain yang terlibat keributan, seperti Nurdiansyah dan Yan Victor dari Persebaya.
Kubu Persebaya Surabaya merasa tak puas dengan keputusan tersebut dan mengajukan surat keberatan ke PSSI yang telah dikirim pada Senin, 4 Maret 2024. Adapun isi surat tersebut adalah menuntut federasi untuk menindaklanjuti kejadiannya dengan menetapkan hukuman yang adil kepada Wahyudi Hamisi dan wasit Ginanjar Rahman.
Adapun Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan belum menerima surat keberatan tersebut. Meski begitu, dia mengaku telah mengambil langkah untuk berkoordinasi dengan Komisi Wasit dan Komisi Disiplin PSSI. Ia menyayangkan insiden itu bisa terjadi dan berharap ke depan para pemain bisa lebih sportif dalam melakoni pertandingan.
"Kami sangat menyayangkan insiden itu. Kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit Pak Rudy (Yulianto), kami berharap ada evaluasi termasuk juga sanksi berat terhadap pemain," ujar dia saat ditemui di GBK Arena, Jakarta Pusat, Senin, 4 Maret 2024.
Simak dua fakta lainnya.