TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Barcelona Joan Laporta akhirnya mengungkapkan secara terbuka alasan pemecatan pelatih Xavi Hernandez. Menurutnya, Xavi dipecat setelah menyatakan keraguannya tentang skuad.
Xavi, yang bergabung dengan Barcelona dengan kontrak tiga pada 2021, membawa raksasa Catalan itu meraih gelar liga ke-27 musim lalu. Namun, musim ini, ia gagal mempersembahkan gelar juara.
Ia, pada awal tahun ini, awalnya memutuskan untuk mundur pada akhir musim ini. Namun, beberapa minggu lalu, ia membatalkan putusannya dan sepakat untuk menjalani kontraknya hingga habis. Namun, pekan lalu, pria berusia 44 tahun itu dipecat.
Laporta, dalam wawancara dengan Barca One, mengungkap alasan pemecatan tersebut.
“Xavi melakukan tugasnya dengan baik, dia mengambil alih tim di saat-saat yang sangat sulit, tahun lalu kami memenangkan liga dan Piala Super, tapi tahun ini semuanya tidak berjalan dengan baik,” kata dia.
Presiden FC Barcelona Joan Laporta berpose dengan pelatih baru Hansi Flick di Barcelona, Spanyol, 29 Mei 2024. Barcelona resmi mengumumkan bahwa Hansi Flick akan jadi pengganti Xavi hingga 30 Juni 2026 mendatang. FC Barcelona/Handout via REUTERS
“Pada bulan Februari saya menerima bahwa dia harus pergi (mundur) bulan Juni. Kemudian dia membatalkannya. Itu semua sangat dipaksakan ketika kami memutuskan kelanjutannya.”
“Xavi adalah seorang legenda dan antusiasmenya membuat kami mengambil keputusan untuk mempermanenkannya.”
“Pada saat ia memutuskan untuk meneruskan, saya bertanya: 'Apakah kamu percaya dengan tim ini? Dia mengatakan 'Ya'. Ia mengatakan bahwa ia memiliki keyakinan terhadap tim ini.”
“Namun, kemudian ada komentar di mana ia mengubah wacana setelah berbicara dengan (direktur olahraga) Deco terkait perubahan yang diperlukan dalam skuad.”
Xavi diketahui mengkritik skuad Barcelona. Menurutnya, dengan kesulitan keuangan yang dihadapi tim akan sulit bersaing dengan tim lain, terutama Real Madrid.
Laporta kecewa dengan pernyataan Xavi itu itu. “Itu membuat saya sadar bahwa saya harus memberikan dorongan lain, itu membuat saya berpikir lagi, dan saya memikirkan Hansi Flick untuk mendapatkan yang terbaik dari skuat ini.”
Barca telah dikritik karena perlakuan mereka terhadap para pemain hebat klub seperti Xavi, Koeman, dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa Lionel Messi yang meninggalkan klub ke Paris St Germain pada 2021.
Laporta sempat ditanya soal ini. “Segalanya bisa dilakukan dengan lebih baik. Apa yang diputuskan dengan baik, bagaimana cara mengeksekusinya, tergantung pada situasinya. Ketika Xavi berubah pikiran, kami memiliki pertandingan yang sangat penting melawan Rayo di mana kami bermain untuk tempat kedua,” kata Laporta.
“Kekhawatiran Xavi membuat kami buru-buru mengumumkan keputusan kami. Saya tidak ingin membuat orang-orang menderita karena mereka perlu tahu apa yang sedang terjadi,” tambah sang presiden merujuk kepada pengumuman manajer baru, Flick.
Barcelona sudah mengumumkan Hansi Flick sebagai pelatih baru, pengganti Xavi Hernandez.
REUTERS
Pilihan Editor: 7 Pemain Incaran Manchester City untuk Musim 2024-2025, Ada Rodrygo Goes hingga Kiper Mike Maignan