TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Inggris berhasil melaju ke babak semifinal Euro 2024 setelah mengalahkan Swiss dalam drama adu penalti, dengan skor akhir 5-3 menyusul hasil imbang 1-1 dalam pertandingan waktu normal pada Sabtu, 6 Juli 2024. Kemenangan ini tak lepas dari peran sang kiper Jordan Pickford yang sukses menghalau tendangan Manuel Akanji pada percobaan pertama.
Sementara itu, eksekutor dari timnas Inggris, yakni Cole Parmer, Jude Bellingham, Bukayo Saka, Ivan Toney, dan Trent Alexander-Arnold, semuanya berhasil menyarangkan bola ke gawang Swiss dari titik 12 pas. Setelah kemenangan itu, tim asuhan Gareth Southgate akan menghadapi Belanda pada Kamis dinihari WIB, 11 Juli 2024 di Stadion Signal Iduna Park, Jerman.
Kendati permainan Inggris di Euro 2024 menuai banyak kritik dari penggemar, namun pencapaian The Three menjadi bukti keberhasilan Southgate dalam meramu strategi. Bahkan, pelatih berusia 53 tahun itu memiliki cara unik untuk melatih timnas Inggris. Seperti apa? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Cara Unik Southgate
Melansir dari Sport Bible, Gareth Southgate berpikir keras untuk memperbaiki rekor buruk Inggris dalam drama adu penalti. Dia juga menggunakan beberapa strategi untuk membangun kepercayaan diri para pemainnya.
Salah satunya adalah dengan menggunakan jasa analis dan psikolog. Selain itu, laporan Sport Bible pada Senin, 8 Juli 2024 juga mengungkapkan bahwa Southgate mengeluarkan larangan keras kepada para pemainnya untuk berbicara soal adu penalti. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan agar itu tidak menjadi obsesi yang besar.
Sejumlah pemain Inggris, seperti Jordan Pickford, Marc Guehi, dan Ezri Konsa telah dilarang menjawab pertanyaan tentang adu penalti selama turnamen musim panas ini berlangsung di Jerman. Disebutkan juga Southgate memiliki seorang staf khusus yang berbicara mengenai teknik penalti.
Staf tersebut adalah Chris Markham. Dia telah bekerja di FA (Federasi sepak bola Inggris) selama empat tahun sebagai Game Insights Lead. Dialah orang yang telah mengubah sikap dan perspektif para pemain Inggris terhadap tendangan penalti. Dia juga membantu memperkuat mental para pemain yang menjadi eksekutor.
Markham bergabung dengan Timnas Inggris menjelang Piala Dunia 2018 silam. Saat itu dia merasa bahwa pemikiran tentang adu penalti seperti permainan lotere adalah keliru. Alasannya, hal itu menghilangkan rasa kepemilikan tim dari para pemain.
“Untuk mengendalikan bukan hanya tendangan itu sendiri tetapi seluruh prosesnya. Awalnya itu tentang kontrol yang dirasakan. Bagaimana kita dapat meningkatkan tingkat kontrol yang dirasakan bagi para pemain dan staf dan semua orang?” ucap Markham.
Sebelumnya, pakar sepak bola Inggris Gary Neville juga pernah menjelaskan metode yang diadopsi oleh Inggris untuk mengatasi masalah mereka dalam adu tos-tosan. Neville mengatakan, saat mewawancarai Anthony Gordon dia diberi tahu apa yang akan dilakukan Southgate untuk memutuskan siapa yang akan mengambil tendangan penalti.
“Dia menarik tiga pemain di akhir latihan, membawa mereka ke tempat yang tenang, mereka mendapat penalti, dan masing-masing mengambil tiga penalti. Mereka harus memilih sisi, memutuskan ke mana arahnya, dan itulah yang mereka lakukan,” ucap Neville dalam laporan Sport Bible pada 2 Mei 2024.
RADEN PUTRI | SPORTBIBLE
Pilihan Editor: Prediksi Belanda vs Inggris di Semifinal Euro 2024: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain