TEMPO.CO, Jakarta - Kekalahan mengejutkan Australia di kualifikasi Piala Dunia 2026 saat melawan Bahrain membuat pelatih Timnas Jepang Hajime Moriyasu mendapatkan sinyal bahaya. Tim Samurai Biru akan melakukan laga tandang ke Bahrain pada laga kedua pada Selasa, 10 September 2024, pukul 23.00 WIB.
Gol bunuh diri Harry Souttar di akhir pertandingan memberi Bahrain kemenangan mengejutkan 1-0 dalam pertandingan pembuka di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Jepang dan Bahrain berbagi posisi teratas di Grup C. Jepang berada di puncak klasemen setelah menghancurkan China 7-0 di Stadion Saitama.
Moriyasu tidak ingin menganggap remeh apa pun selama kualifikasi Piala Dunia. "Kemenangan ini tidak menjamin bahwa kami akan lolos atau berarti apa pun sebelum pertandingan Bahrain," kata dia setelah mengalahkan China, dikutip dari Reuters.
"Kita tidak boleh lupa untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi pertandingan-pertandingan berikutnya. Hasil (Australia vsBahrain) menegaskan betapa sulitnya pertandingan pertama di kualifikasi Asia ini dan kita tidak boleh merasa santai.”
"Dari segi peringkat, Australia seharusnya menang, tetapi itu tidak menjamin bahwa Anda selalu bisa menang. Kita harus selalu fokus pada pertandingan berikutnya dan melakukan yang terbaik, lalu mengulangi latihan itu. Saya pikir kekalahan Australia telah memberi kita pelajaran itu lagi,” ucap Moriyasu.
Jepang tampil gemilang di Stadion Saitama. Takumi Minamino mencetak dua gol dan Wataru Endo, Kaoru Mitoma, Junya Ito, Daizen Maeda, dan Takefusa Kubo juga mencetak gol dalam penampilan tanpa ampun Jepang untuk Cina.
Mereka menang 3-1 saat terakhir kali menghadapi Bahrain di babak 16 besar Piala Asia awal tahun ini, tetapi Moriyasu ingin menghindari rasa puas diri. Timnas Jepang mengejar penampilan Piala Dunia kedelapan berturut-turut.
"Bahrain akan memiliki momentum dengan kemenangan itu dan itu akan menjadi pertandingan kandang bagi mereka, jadi kami hanya perlu mewaspadainya menjelang pertandingan," katanya.
"Terkadang kami perlu bermain agresif, tetapi terkadang kami harus sangat toleran dan bermain sampai akhir, melakukan yang terbaik hingga peluit akhir berbunyi. Itu tergantung pada alur pertandingan. Kami harus sangat fleksibel dan memaksimalkan kemampuan masing-masing pemain di lapangan,” ujar Moriyasu.
Pilihan Editor: