TEMPO.CO, Jakarta - Kiper Timnas Australia Mathew Ryan berbicara tentang pengaruh "Belanda" di Timnas Indonesia menjelang pertemuan kedua tim pada laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 10 September 2024.
Ryan berbicara hal ini karena dari 26 pemain yang dipanggil pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong, ada sembilan di antaranya, termasuk yang terbaru Maarten Paes (FC Dallas), yang memiiki darah Belanda
Kiper milik AS Roma itu mengatakan dengan aroma "Belanda" di Indonesia, maka tim Garuda dalam pandangannya memiliki kekuatan dalam hal teknis untuk memainkan sepak bola modern.
"Kita tahu bahwa mereka adalah negara yang sangat teknis. Tentu saja mereka suka memainkan permainan sepak bola modern, dan itu sangat bergantung pada teknis," kata Ryan.
"Setidaknya itulah pengamatan saya selama saya bermain sepak bola di Belanda," kata mantan pemain AZ Alkmaar selama satu setengah tahun itu.
Meski Indonesia berada 109 peringkat di bawah negaranya (Australia peringkat 24 dunia dan Indonesia peringkat 133 dunia), Ryan tak ingin meremehkan pasukan Shin Tae-yong tersebut. Kiper 32 tahun itu menilai skuad Garuda memiliki kualitas yang dapat mengalahkan timnya.
Indonesia saat ini sedang dalam kepercayaan diri tinggi setelah memetik satu poin berharga dari Jeddah melawan Arab Saudi.
"Mengenai rasa hormat dari lawan, kami tahu bahwa mereka akan memiliki kualitas yang dapat merugikan kami jika kami tidak tampil dalam permainan kami dan kami tidak melakukannya," kata Ryan.
Meski demikian, Ryan percaya diri timnya dapat bangkit saat melawan Indonesia setelah kekalahan 0-1 dari Bahrain di kandang pada laga perdana. "Kami fokus pada diri kami sendiri dan apa yang perlu kami lakukan, dan kami yakin sebagai tim bahwa kami bisa bangkit dari hasil yang didapat malam itu dan mengambil langkah, langkah positif menuju kualifikasi ini," kata dia.
Berjuang Bangkit
Saat melawan Indonesia, Mathew Ryan ingin timnya bangkit dari kekalahan laga pertama. Australia mengawali laga pembuka putaran ketiga dengan kekalahan setelah takluk 0-1 dari Bahrain di kandang sendiri, di Stadion Robina, Kamis, 5 September.
Satu-satunya gol pada laga itu tercipta berkat gol bunuh diri bek mereka, Harry Souttar pada menit ke-89 saat mereka bermain dengan 10 pemain setelah Kusini Yengi mendapatkan kartu merah pada menit ke-77.
"Seperti yang saya katakan, kami mencoba belajar dari pengalaman kami kemarin malam dan menggunakannya untuk bergerak maju untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat," kata kiper AS Roma itu melalui laman resmi Timnas Australia, dikutip Sabtu.
"Dan fokus kami adalah beralih ke mereka dan membuat rencana permainan untuk memberikan hasil bagi kami dan tentunya Australia," kata dia.
Seperti yang dilakukan melawan Bahrain, Ryan mengatakan pendekatan yang dilakukan timnya adalah yang pertama tidak akan meremehkan lawan, dalam hal ini Indonesia yang berada 109 peringkat di bawah negaranya (Australia peringkat 24 dunia dan Indonesia peringkat 133 dunia).
Terlebih, tim berjuluk Socceroos itu, kata Ryan, tak boleh meremehkan Garuda yang baru saja mendapatkan hasil positif dengan satu poin dari Arab Saudi pada laga pertama.
"Mentalitas yang selalu kami coba dan dekati di setiap pertandingan adalah menghormati setiap lawan yang kami hadapi, dan itulah yang pantas mereka dapatkan," kata kiper 32 tahun itu.
"Dan untuk pertandingan Indonesia ini tidak akan ada bedanya. Akan ada penonton dalam jumlah besar, mereka menunjukkan kualitas mereka, tidak hanya saat melawan Arab Saudi baru-baru ini, tapi jelas juga di masa lalu," kata dia.
Pilihan Editor: Kelakar Diego Michiels soal Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia: Dulu Netizen Komentar Kayak Mau Dijajah