“Saya agak kaget juga sewaktu diberitahu bahwa pertandingan melawan Persitara 11 November mendatang akan digelar di sana. Stadion itu menurut saya terlalu kecil sehingga beresiko dari sisi keamanan,” kata pelatih Persebaya, Danurwindo, kepada Tempo.
Danur, panggilan Danurwindo, menilai pertandingan antara timnya dengan Persitara seharusnya digelar di stadion yang lebih besar seperti Stadion Lebak Bulus. Hal ini karena supporter dari kedua tim pasti akan datang ke stadion untuk menonton tim kesayangannya. “Sekarang kalau bermain di Soemantri Brodjonegoro, bisa-bisa Bonek (pendukung Persebaya) tidak bisa masuk stadion,” lanjut Danur.
Danur meminta PT Liga Indonesia untuk memverifikasi ulang terhadap penggunaan stadion tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yang berkaitan dengan faktor keamanan. Apalagi, menurut Danur, lokasi Stadion Soemantri Brodjonegoro terletak di kawasan bisnis penting sehingga akan berbahaya kalau sampai terjadi kerusuhan.
“Sebaiknya PT Liga melakukan verifikasi lagi terhadap stadion itu. Bisa jadi kondisi rumput dan sarana pendukung lain oke, tapi bagaimana dengan faktor keamanan. Namun kalau hasil verifikasi tersebut memang tidak ada masalah dalam penggunaan stadion itu, kami juga tidak masalah main di sana,” jelas Danur.
Persitara memilih Stadion Soemantri Bridjonegoro sebagai kandang sementara mereka selama putaran pertama Liga Super karena Stadion Lebak Bulus sedang direnovasi. Pemilihan Soemantri Brodjonegoro sebagai pengganti Lebak Bulus juga dilandasi keinginan Persitara untuk tetap bisa bermain di Jakarta. Musim lalu, Persitara sempat terusir dari Jakarta dan harus memainkan laga kandang di Solo.
ARIS M