TEMPO.CO , Newcastle: Penggunaan teknologi garis gawang di Liga Inggris adalah sebuah keharusan. Korbannya adalah Newcastle United saat bertanding melawan Manchester United, Ahad lalu. Dari rekaman sebuah kamera, terlihat jelas bola yang disundul Pappis Cisse pada menit ke-53 telah melewati garis gawang. Artinya, itu gol.
Namun asisten wasit tidak melihat itu. Gol pun urung terjadi. “Menurut saya, itu adalah gol. Bola sudah melewati garis gawang,” kata Manajer Setan Merah, Sir Alex Ferguson, seusai pertandingan. “Beruntung bukan saya yang dirugikan.”
Manajer asal Skotlandia ini jelas beruntung. Andai saja bola yang sudah lewat garis gawang itu disahkan menjadi gol, tentu hasilnya akan berbeda. Alan Pardew, bos tuan rumah, menganggap gagalnya gol itu membuat mental pemainnya runtuh. “Kalau saja bola disahkan menjadi gol, kami tidak hanya bisa memperkecil kekalahan, tapi juga bisa menjadi titik balik bagi anak-anak di lapangan,” katanya.
Sebab, menurut Pardew, dalam keadaan tertinggal, para pemainnya terus menggempur. “Separuh dari babak pertama, kami yang menjadi bos di lapangan.” Namun justru masuknya bola itu dianggap bukan sebuah gol. “Saya rasa pertandingan sudah berakhir,” katanya.
Perlawanan The Toon memang berakhir setelah Tom Cleverley melakukan tendangan jarak jauh yang mampu menembus gawang Stephen Harper. Skor itu menjadi penutup kemenangan Setan Merah, setelah Patrice Evra dan Johny Evans membuat gol di babak pertama.
The Red Devils melawat ke Sports Direct Arena kali ini dengan membawa dua misi. Yakni, mereka ingin membalas kekalahan pada musim lalu, sekaligus menjadikan hal itu sebagai momen kebangkitan setelah pekan lalu terkapar di kandang sendiri akibat kekalahan dari Tottenham Hotspurs.
Ferguson pun berani berjudi dengan memasang komposisi permainan menyerang. Dia menurunkan dua striker sekaligus, yakni Robin van Persie dan Danny Welbeck. Sedangkan Wayne Rooney dan Shinji Kagawa lebih banyak bergerak di tengah.
Mereka kemudian berkoordinasi dengan pemain lainnya, Tom Cleverly dan Michael Carrick, yang berperan sebagai jangkar. Di barisan pertahanan, Fergie tetap setia pada formasi klasik, yakni Patrice Evra, Johnny Evans, Rio Ferdinand, dan Rafael da Silva.
Dengan formasi ini, Ferguson ingin agar mereka bisa mencetak gol lebih dulu. Berhasil, memang. Dalam 15 menit, mereka sudah memanen hasil dua gol. Namun bukan Van Persie atau Welbeck pelakunya, melainkan para pemain belakang—yang justru dikhawatirkan menjadi titik lemah pertahanan. Evans dan Evra berhasil menyelesaikan sepak pojok dari Rooney dan Van Persie.
Kemenangan ini, menurut Fergie, merupakan koreksi dari kelengahan pekan lalu saat kalah oleh Spurs. “Konsentrasi adalah kunci kemenangan kali ini,” katanya.
Fergie juga memuji penampilan Rooney yang disebut bisa kembali berperan mendampingi Van Persie. Rooney memang bermain luar biasa. Dia menjadi pencari bola, penjegal serangan lawan, dan pengumpan.
Dengan kemenangan ini, Setan Merah kembali berada di posisi kedua, tertinggal 4 poin dari Chelsea, tapi unggul selisih gol dari tetangga yang “berisik”, Manchester City, yang berada di posisi ketiga.
DAILYMAIL | THE SUN | INDEPENDENT | IRFAN
BERITA TERPOPULER LAINNYA
Pardew: Sikut Cabaye, RVP Harus Diselidiki FA
Kata Messi Soal Gol Tendangan Bebas
Madrid Hentikan Rekor 100% Barca
Mourinho: Ronaldo dan Messi dari Planet Lain
FIFA Akhirnya Akui Laga Indonesia Lawan Brunei