Kok mau bertahan dengan keadaan seperti itu?
Karena saya yakin saya bisa memberikan yang terbaik bagi negara ini. Saya yakin ini akan terjadi. Pertamanya kan keyakinan dulu. Kami ikhlas-ikhlas saja menjalaninya. Kan, di Al-Qur'an sudah dibilang kalau bersyukur, akan ditambah nikmat. Itu yang kami tunggu janji Tuhan itu. Ini kan bukan untuk kepentingan pribadi kami, tapi untuk kepentingan bangsa. Makanya kalau ada tawaran-tawaran melatih klub, ditawarkan kontrak Rp 1 miliar, saya bilang, saya mohon maaf, saya konsentrasi timnas dulu. Untuk sementara saya enggak butuh duit. Kami siap miskin, kok.
Apa latar belakang sehingga Anda begitu militan bahkan siap miskin demi negara?
Saya sudah kasihan dengan prestasi sepakbola kita. Saya bilang, yang bisa saya perbaiki akan saya lakukan. (Prestasi Timnas U-19) ini kan jadi momentum. Sekarang ada ide mau bikin kompetisi usia muda. Kalau itu terjadi, luar biasa. Itu perusahaan-perusahaan akan bantu usia muda. Kan, tambah bagus. Tanggal 24 Oktober saya diundang makan siang oleh Unilever, kan perusahaan besar tuh. Jangan dia asal mengundang saja, tapi kalau mau bikin akademi sepak bola yang bagus atau bantu sepak bola dimana gitu.
Kok Anda begitu yakin dengan kualitas Timnas U-19, bahkan menargetkan masuk putaran final Piala Dunia U-20?
Saya tahu persis kualitas anak-anak Indonesia kalau dicari. Kualitas itu ada standar-standarnya. Data-data kemampuan awal mereka itu bikin saya optimis.
Acuan standarnya apa?
Kalau kita mau bicara dunia, standarnya dunia. Kita lihat Brazil berapa sih VO2Max, skill mereka. Kalau dari skill kita kalah dari mereka karena menyangkut sistem kepelatihan kita. Tapi kan masih ada tiga: kemampuan taktikal, fisik, dan mental. Kalau yang tiga bagus, satu enggak bagus, tertutup nih yang enggak bagus. Carilah yang paling bagus. Tapi kalau direkrutnya enggak jelas, dengan opini, siapa yang banyak iklan itu yang main, atau pemain titipan, sampai ditsunami Indonesia ini enggak akan bisa-bisa.
Ada yang salah dengan timnas-timnas sehingga minim prestasi?
Saya enggak tahu, saya enggak bisa menilai, yang jelas ada yang salah. Apa salahnya saya enggak tahu.
AMIRULLAH