TEMPO.CO, Jakarta - Asep Komaruddin, Kuasa hukum BS, pelapor skandal pengaturan skor sepak bola, mengatakan tengah menyiapkan bukti baru untuk diserahkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Bukti baru tersebut antara lain print out rekening koran.
Dari print out rekening koran tersebut, kata dia, polisi bisa mengetahui dari mana saja uang panas itu berasal. "Kedua rekening itu juga digunakan BS untuk menyalurkan uang haram pada pihak-pihak yang terkait," kata Komaruddin saat dihubungi Tempo, Rabu, 1 Jul 2015.
Selain itu, pengacara BS lainnya, M. Isnur mengatakan, telah menyerahkan bukti-bukti baru pada Bareskrim seperti, adanya tambahan jumlah pertandingan yang mengalami pengaturan skor. "Ada sekitar 4 pertandingan tambahan yang juga diatur oleh BS," ujarnya.
Kasus adanya mafia bola mencuat setelah penggiat antikorupsi membongkar dugaan pengaturan skor di balik kekalahan tim nasional Indonesia U-23 pada SEA Games di Singapura. Pada pertandingan semifinal yang digelar 13 Juni 2015, timnas Indonesia kalah 0-5 oleh Thailand. Timnas Indonesia juga gagal meraih medali perunggu setelah kembali takluk oleh Vietnam dengan skor serupa, 0-5, Senin, 15 Juni 2015.
Kekalahan Indonesia oleh Vietnam diduga penuh rekayasa. Mereka diduga mengalah pada Vietnam. Dugaan pengaturan skor itu terungkap dari rekaman percakapan antara BS, perantara kaki tangan bandar judi di Indonesia, dan bandar asal Malaysia yang inisialnya hanya disebut dengan Das.
Selama ini, BS dikenal sebagai penghubung para bandar di Singapura dan Malaysia dengan para kaki tangannya di Indonesia. Namun, yang dilaporkan BS ke Bareskrim Mabes Polri adalah kasus pengaturan skor di Liga Indonesia.
Selain menambahkan data pertandingan baru, kata Isnur, BS pun menyebutkan ada beberapa nama-nama baru yang terlibat dalam pengaturan skor tersebut. "Ada pelatih, pemain, hingga manajer klub lainnya yang ikut terlibat," ucapnya.
Komaruddin berharap dengan adanya bukti-bukti baru tersebut, Bareskrim segera melakukan penyelidikan. "Tak ada alasan lagi bagi Bareskrim untuk menunda penyelidikan," dia berujar.
GANGSAR PARIKESIT