TEMPO.CO, Jakarta - Investigator federal Amerika, FBI, menyelidiki peran Presiden FIFA nonaktif, Sepp Blatter, dalam skandal suap pemberian hak siar. Meskipun Blatter membantah keterlibatannya, FIFA ragu akan keterangan Blatter itu.
Kantor berita Inggris, BBC, menuliskan bahwa reporter mereka melihat sebuah surat yang dimiliki FBI yang isinya ragu akan keterangan Blatter. Surat itu dibuat mantan Presiden FIFA, Joao Havelange.
Dalam surat itu, Havelange mengaku telah menerima uang dari perusahaan marketing olahraga asal Swiss, International Sport and Leisure. Dalam surat itu disebutkan bahwa ISL menyuap sejumlah petinggi FIFA pada 1990-an dengan total US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Mantan Eksekutif FIFA, Ricardo Teixeira, juga disebut menerima aliran dana itu.
Sebagai imbalannya, ISL mendapatkan hak siar dan marketing untuk sejumlah event olahraga yang diselenggarakan FIFA. Havelange juga menuliskan bahwa Blatter mengetahui secara pasti soal aliran dana itu.
Surat Havelange itu dilampirkan dalam permohonan FBI kepada pemerintah Swiss untuk membantu investigasi mereka. FBI meminta data investigasi yang dilakukan Swiss dalam kasus suap ISL. FBI menuliskan, "Di antaranya investigasi terhadap penyataan Havelange yang melibatkan Blatter."
Kasus ini terkait dengan penangkapan sejumlah petinggi FIFA di Zurich, Swiss, Kamis pekan lalu. Setidaknya 16 petinggi FIFA ditahan petugas gabungan dari pemerintah Amerika Serikat dan Swiss dalam kasus suap soal penjualan hak siar event sepak bola di kawasan Amerika Selatan. Mereka berada di Swiss dalam rangka sidang komite eksekutif FIFA untuk membicarakan reformasi di tubuh badan sepak bola dunia itu.
Blatter sebelumnya sedang diselidiki dalam kasus pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Dia diduga menerima suap untuk memenangkan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah.
Blatter sendiri pernah membantah tudingan itu. Dia justru balik menuding bahwa Presiden UEFA Michele Platini berada di belakang tudingan terhadapnya. Dia juga balik menuding Amerika Serikat menggunakan masalah ini untuk menekannya karena Amerika kalah dari Qatar dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2011.
BBC | FEBRIYAN