TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, masih ingat bagaimana timnya disingkirkan Fiorentina dari perebutan trofi Liga Europa musim 2015.
Saat itu, Tottenham ditekuk dengan skor 0-2 di Stadio Artemio Franchi, 26 Februari 2015. Hasil ini membuat Spurs—begitu julukan Tottenham—harus gigit jari. Mereka kandas di babak 32 besar.
Tahun ini sejarah seperti berulang. Fiorentina dan Spurs kembali bertemu pada babak 32 besar Liga Europa. Kedua tim akan bertemu pada putaran pertama, yang akan berlangsung di Stadio Artemio Franchi, dinihari nanti.
"Ini akan menjadi duel yang berbeda dengan tahun lalu. Karena mereka memiliki pelatih dan pemain-pemain baru," kata Pochettino, seperti dikutip dari Eurosport, Kamis, 18 Februari 2016.
Menurut Pochettino, duel kali ini akan lebih sengit karena performa kedua tim sedang sama-sama bagus. Fiorentina, misalnya, saat ini menguasai peringkat ketiga klasemen Seri A Italia.
Sedangkan Spurs menempati peringkat kedua di klasemen Liga Primer Inggris. "Kami cukup berpeluang meraih gelar Liga Inggris, tapi kami juga ingin memenangi Liga Europa," tuturnya.
Pochettino memang membidik kemenangan dalam laga ini. Sebab, kemenangan dalam laga tandang akan membuat mereka lebih rileks saat menjamu Fiorentina pada laga kedua nanti. Selain itu, tentu saja, untuk membalas dendam.
"Liga Primer masih bisa menunggu. Bagi saya, yang paling penting saat ini adalah pertandingan besok (melawan Fiorentina)," ucapnya.
Namun, tentu saja, tak akan mudah menekuk Fiorentina. Sebab, selain tampil di kandang lawan, Spurs akan bermain tanpa Jan Vertonghen, Clinton N'Jie, dan Hugo Lloris—ketiganya cedera.
Selain itu, catatan Spurs tak bagus setiap kali melawan Fiorentina. Klub tersebut, misalnya, belum pernah menang atas Fiorentina dalam dua pertemuan terakhir.
Namun, melihat performa Spurs yang kinclong di Liga Primer—mereka meraih tujuh kemenangan beruntun—bukan tak mungkin klub berlogo ayam jago ini akan membuat Fiorentina gigit jari di kandang sendiri.
EURO SPORT | MIRROR | DWI AGUSTIAR