TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan suporter Persija Jakarta, Jakmania, bersama pelatih Rahmad Darmawan melakukan unjuk rasa di depan kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Selasa, 11 Agustus 2015. Mereka menuntut Menpora Imam Nahrawi mencabut SK pembekuan PSSI.
Setelah berorasi sekitar satu jam, perwakilan para pendemo akhirnya diterima Kemenpora, yang diwakilkan oleh Sekretaris Kementerian Dr. H. Alfitra Salamm dan Anggota Tim Transisi PSSI Zuhairi Misrawi.
“Apa tujuan Kemenpora membekukan PSSI?” ujar Rahmad saat dipersilahkan bertanya oleh Zuhairi.
Menanggapi pertanyaan itu, Zuhairi menjelaskan bahwa tujuan utama Kemenpora membentuk Tim transisi dan SK Pembekuan PSSI adalah untuk membenahi federasi di Indonesia, supaya klub-klub di Indonesia mengalami kesejahteraan mulai dari pemain, pelatih, dan lainnya.
“Menpora membentuk tim transisi karena merasa kok sepak bola Indonesia kalah terus ya dan kami cuma ingin membuat sepak bola Indonesia maju,” kata Zuhairi.
Selain itu, Alfitra juga menjelaskan bahwa yang diinginkan kemenpora supaya PSSI transparan, sehingga masyarakat nantinya akan tahu berapa jumlah pendapatan PSSI atau berapa jumlah tiket terjual saat pertandingan.
“Tapi bagaimana bisa ada Transparansi dari PSSI kalau Kemenpora masih membekukan, lagi pula waktu itu PSSI sudah mau main ke kantor Kemenpora tapi Imam Narahwi tidak mau diskusi bareng,” kata Rahmad menanggapi pernyataan Alfitra.
Pertemuan itu berlangsung sekitar satu jam. Selain Rahmad, Jakmania juga menyampaikan aspirasinya lewat beberapa wakilnya, termasuk Rico mantan ketua Jakmania. Dalam pertemuan, Zuhairi menyatakan bahwa SK pembekuan PSSI belum bisa dicabut. "Masih ada beberapa program tim transisi yang harus dijalankan," kata dia.
Tak puas dengan jawaban itu, Rico menyatakan bahwa mereka akan menginap di kantor Kemenpora selama 1 x 24 jam. Pihak Kemenpora menanggapi singkat ancaman itu. "Ya, itu hak mereka," kata Alfitra Salamm.
RICKY WATTIMENA