TEMPO.CO, Jakarta - Laman Daily Mail melaporkan bahwa pemilik Liverpool, Fenway Sports Group, akan menggelar rapat untuk mendiskusikan langkah selanjutnya setelah fan Liverpool walk out dalam pertandingan Liga Inggris melawan Sunderland di Anfield, Sabtu malam WIB, 6 Februari 2016.
Lebih dari 10 ribu fan Liverpool walk out untuk memprotes harga tiket baru yang ditetapkan Liverpool. Mereka keluar dari stadion pada menit ke-77. Menit itu adalah simbol harga tiket termahal di Stadion Anfield, yaitu 77 pound sterling (Rp 1,5 juta).
Kelompok Spion Kop 1906, yang mengkoordinasi protes itu bersama kelompok lain, Spirit of Shankly, juga masih mempertimbangkan langkah selanjutnya. Mereka puas dengan kesuksesan demonstrasi tersebut, yang dibuktikan dengan reaksi pemilik Liverpool mengadakan rapat untuk meninjau ulang harga tiket.
"Kami senang dengan demonstrasi kemarin (Sabtu) dan kami juga senang dengan jumlah suporter yang mengambil bagian," kata Jay McKenna, juru bicara Spirit of Shankly kepada Associated Press. "Momen yang mendahului walk out juga menunjukkan kuatnya perasaan dengan nyanyian-nyanyian yang keras yang ditujukan ke tempat duduk direktur klub."
Dalam pertandingan melawan Sunderland itu, Kepala Eksekutif Liverpool Ian Ayre duduk di kursi direktur. Dia menjadi sasaran kemarahan fan, yang mengibarkan bendera hitam dan meneriakkan kata-kata kasar serta menuduh pemilik Liverpool rakus.
DAILY MAIL | GADI MAKITAN