TEMPO.CO, Jakarta - Leicester City memastikan diri menjadi juara Liga Inggris setelah Chelsea berhasil menahan Tottenham Hotspur 2-2 dalam laga di Stamford Bridge, Selasa dinihari waktu Indonesia barat. Dengan dua laga tersisa, nilai Leicester tak mungkin lagi dikejar Tottenham yang kini tertinggal tujuh poin.
Pelatih Leicester, Claudio Ranieri, mengungkapkan kebahagiannya dengan keberhasilan timnya. "Saya sangat bangga. Saya senang untuk para pemain, untuk para staf, semua penggemar, dan komunitas Leicester. Ini adalah pengalaman yang menakjubkan dan saya sangat senang untuk semuanya," katanya.
Bagi Ranieri, keberhasilan juara ini jadi pencapaian terbesarnya. Sebelumnya ia sudah menangani banyak klub besar, seperti Chelsea, Inter Milan, AS Roma, Valencia, Atletico Madrid, Napoli, dan Fiorentina. Namun, selama ini ia tak pernah bisa juara sehingga ada yang menyebutnya "pelatih spesialis nyaris".
Keberhasilan membawa Leicester jadi juara lebih mengejutkan karena sebelumnya ia baru dipecat timnas Yunani setelah hanya memimpin tim itu dalam empat laga.
"Saya tidak pernah menyangka akan ini ketika saya datang," kata dia. "Saya adalah seorang pragmatis, saya cuma ingin memenangi laga dan membantu para pemain saya berkembang pekan demi pekan. Tidak pernah saya berpikir terlalu banyak tentang ke mana itu akan membawa kami."
Namun, Raneri mengatakan, meski sebelumnya selalu gagal, ia tahu gelar juara pada akhirnya akan bisa diraih. "Saya 64 tahun, sudah bertarung sangat lama, tapi saya selalu positif. Saya selalu berpikir akan bisa menjadi juara pada akhirnya. Saya tetap orang yang sama yang dipecat Yunani, saya tak pernah berubah," kata pelatih asal Italia ini.
SOCCERWAY | NURDIN