TEMPO.CO, Jakarta - Leicester City mengumumkan mereka telah memecat manajer Claudio Ranieri. Pemecatan dilakukan setelah rangkaian buruk yang terus diraih tim juara bertahan itu, yang kini terancam terdegradasi dari Liga Primer Inggris.
Ranieri, 65 tahun, harus melihat timnya kalah dalam tujuh dari sembilan pertandingan terakhir, termasuk ditekuk Sevilla 2-1 di babak 16 besar Liga Champions. Lima kemenangan dalam 25 pertandingan liga juga membuat klub hanya terpaut satu poin dari zona degradasi.
"Leicester City pada malam ini (Kamis) sudah berpisah dengan manajer tim utama, Claudio Ranieri," demikian pengumuman klub itu.
Klub ini menegaskan, Ranieri, yang ditunjuk menjadi manajer pada Juli 2015, telah memimpin Foxes meraih kesuksesan terbesar dalam sejarah klub selama 133 tahun dengan menjadi juara pada musim lalu. "Statusnya sebagai manajer tersukses Leicester tak lagi dipertanyakan. Namun hasil di musim ini telah menempatkan klub di bawah ancaman, dan direksi merasa perubahan kepemimpinan, meski menyakitkan, diperlukan demi kepentingan terbesar klub."
Pernyataan itu lantas mengutip Wakil Ketua Aiyawatt Srivaddhanaprabha yang mengatakan, "Ini menjadi keputusan tersulit untuk kami lakukan dalam tujuh tahun sejak King Power mengambil kepemilikan Leicester City. Namun kami berkewajiban menempatkan kepentingan jangka panjang klub di atas semua sentimen pribadi, tidak peduli seberapa kuatnya."
Selain Ranieri, dua asistennya, Ranieri Paolo Benetti dan Andrea Azzalin, juga ikut didepak. Selanjutnya, untuk menangani tim, klub telah menunjuk asisten manajer Craig Shakespeare dan pelatih Mike Stowell.
Keputusan pemecatan itu diambil hanya 16 hari setelah Leicester merilis sebuah pernyataan yang menyatakan "dukungan tak tergoyahkan" untuk pelatih asal Italia itu.
Ranieri menangani Leicester setelah menggantikan Nigel Pearson pada Juli 2015 dan pada musim lalu membuat kejutan dengan mengantar klub menjadi juara Liga Primer Inggris.
SOCCERWAY | NURDIN