TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool akan melawan West Brom dalam lanjutan Liga Inggris, Ahad malam, 16 April 2017. Menjelang laga ini, sorotan diberikan pada pelatih Juergen Klopp, terutama pada taktik yang diterapkannya untuk skuad The Reds.
Liverpool hanya bisa menang dua kali dalam empat laga terakhirnya. Kini mereka berada di posisi ketiga klasemen dengan nilai 63, tertinggal 5 poin dari Tottenham yang ada di atasnya dan unggul 2 angka dari Manchester City di bawahnya.
Liverpool dianggap tak mungkin lagi mengejar Chelsea, penghuni puncak klasemen yang kini unggul 12 poin. Padahal, di awal-awal musim, klub ini tampil cukup bagus dan sempat memuncaki klasemen.
Para pengkritik menilai, meski bagus di awal, Klopp akhirnya gagal menjaga konsistensi tampilan Liverpool antara lain karena sejumlah kelemahan dalam taktiknya. Mengandalkan sepak bola menekan, pelatih asal Jerman ini dinilai tak punya "rencana B" ketika permainan timnya bisa dibaca lawan.
Menanggapi kritik itu, Klopp tampak jengkel. "Saya tidak pernah berpikir atau mendengarkan hal-hal seperti ini," kata dia. "Sejujurnya saya kehilangan sedikit rasa hormat ketika orang mengatakan hal-hal seperti ini. Jika seseorang berbicara kepada saya tentang rencana A atau B saya tidak benar-benar memahaminya, karena kasusnya bukan seperti itu."
Ia menilai sudah mampu menampilkan permainan indah di Liverpool. "Kami telah bermain sepak bola yang brilian, sepak bola yang terbaik," kata dia. "Jika Anda melihat tim saya di (Borussia) Dortmund pada 2012 atau 2013 itu sama sekali bukan tim yang menekan atau mengandalkan serangan balik untuk menekan lawan. Kami bermain sepak bola dan memenangkan permainan."
Baginya, Liverpool kalah karena menghadapi kesulitan yang berbeda di tiap laga. "Kami kalah bukan karena tak punya rencana B. Karena kami memiliki kesulitan di berbagai pertandingan berbeda," katanya.
METRO | NS