TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Persebaya Surabaya akhirnya memecat Iwan Setiawan sebagai pelatih kepala. Pemecatan tersebut buntut dari sikap arogansi Iwan yang mengacungkan jari tengah kepada Bonek—suporter Persebaya—setelah timnya dikalahkan Martapura FC 1-2 di Liga 2, akhir April lalu.
"Keputusan ini diambil manajemen setelah mengevaluasi kondisi yang terjadi selama beberapa pekan ini," kata Direktur Tim Persebaya Candra Wahyudi, Senin, 22 Mei 2017. Keputusan itu, ucap dia, diambil untuk menjaga suasana kondusif internal tim dan warga Surabaya.
Chandra berujar, manajemen sampai saat ini belum menunjuk pelatih baru untuk menggantikan posisi Iwan. Ia berjanji akan mengumumkan sesegera mungkin jika sudah menunjuk pelatih baru. "Kami akan segera mencari pelatih baru dan mengevaluasi total staf pelatih," tuturnya.
Sikap arogansi Iwan itu menuai reaksi keras dari Bonek. Tak lama insiden itu terjadi, desakan Bonek kepada manajemen agar memecat Iwan terus bergulir. Tanda pagar #IwanOut menghiasi lini massa media sosial. Tak hanya itu, Bonek juga menyuarakan hal tersebut di dalam stadion.
Sebelum memecat pelatih yang terkenal dengan psywar tersebut, manajemen Persebaya sempat memberikan sanksi kepada Iwan berupa larangan mendampingi tim dalam dua laga, masing-masing melawan PSIM Yogyakarta dan Persepam Madura Utama, serta denda Rp 100 juta. Namun Bonek tetap tidak puas dengan hukuman itu.
Sebelum manajemen memutuskan memecat Iwan, siang ini puluhan ribu Bonek berencana menggeruduk manajemen Pesebaya di Graha Pena di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda Bonek menggelar aksi.
Penampilan Persebaya saat ditangani Iwan kurang memuaskan. Dari dua kali tanding di Grup 5, Iwan hanya mampu mempersembahkan satu poin. Poin itu didapat saat bermain imbang 1-1 melawan Madiun Putra di Stadion Gelora Bung Tomo. Selanjutnya, Persebaya kalah 1-2 oleh Martapura FC.
NUR HADI