Kiat Dwight Yorke Jadi Pemain Besar  

Reporter

Editor

Pruwanto

Sabtu, 16 November 2013 20:57 WIB

Dwight Yorke memberikan medali pada peserta klinik kepelatihan Ayo! Indonesia Bisa di Senayan, Jakarta (16/11). TEMPO/Seto Wardhana.

TEMPO.CO, Jakarta - Bakat saja tak cukup untuk membuat seseorang menjadi pemain sepak bola besar dan andal. Legenda Manchester United, Dwight Yorke, mengungkapkan kiat menjadi pemain besar saat bertemu pelatih tim nasional U-19, Indra Sjafri, bersama dua stafnya, Eko Purdjianto (asisten pelatih) dan Guntur Cahyo Utomo (pelatih mental).

Yorke menganggap pemain Indonesia usia dini pada dasarnya sudah memiliki bakat. Namun mental merupakan hal yang penting. “Pemain sepak bola Indonesia memiliki bakat bagus, tapi mereka juga harus kuat secara mental,” ujar Yorke, sebagaimana ditirukan Guntur. “Jangan jatuh sedikit, lalu tidak kuat bangkit.”

Pelatih dan staf timnas U-19 berdiskusi secara tertutup dengan Yorke dan Kepala Manchester United Soccer Schools sekaligus kepala pelatih MU U-15, Tommy Martin. Seusai pertemuan itulah Guntur mengungkapkan pandangan Yorke tersebut.

Yorke, kata Guntur, kemudian menceritakan bagaimana dirinya saat berusia 18 tahun memberanikan diri terbang dari negara asalnya, Trinidad and Tobago, menuju Inggris demi mengejar karier sepak bolanya. Ia menjadi pemain sukses. Menurut Yorke, mental berjuang macam itulah yang harus dimiliki seorang pemain. “Pemain harus memiliki winning mentality,” ujar Guntur. “Dibutuhkan keberanian dalam bermain sepak bola.”

Guntur mengungkapkan, memiliki mentalitas pemenang dengan memenangi pertandingan adalah hal yang berbeda. Pada pembinaan usia dini, mentalitas kemenangan diajarkan dengan melatih apa yang harus dilakukan seorang pemain jika lawannya memegang bola, bukan dengan menargetkan memenangi pertandingan.

Pelatih Indra Sjafri pun membenarkan pernyataan Yorke. “Saya setuju dengan filosofi pembinaan usia dini MU, bahwa bermain bola itu harus menyenangkan,” kata Indra. “Sebenarnya dalam panduan pembinaan sepak bola FIFA memang seperti itu seharusnya.”

Di Indonesia, kata Sjafri, dirinya menemukan anggota-anggota SSB berdoa agar pelatihnya tak datang. “Karena ketika pelatihnya tidak datang, mereka langsung memasang dua gawang dan bermain bola dengan senang, tertawa-tawa,” kata dia. “Ini kan tidak benar.”

Indra menganggap hal itu sebagai salah satu kesalahan di Indonesia. Melatih mental juara tidak berarti memaksakan kepada seorang anak. “Yang ada malah dia mundur dan tidak mau bermain sepak bola lagi,” kata dia.

GADI MAKITAN




Berita terkait

Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

23 Juli 2019

Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

2 Juli 2019

Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.

Baca Selengkapnya

Jaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi

2 Juli 2019

Jaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi

Joko Driyono dan penasehat hukumnya menyatakan tidak keberatan dengan penundaan sidang kedua kalinya tersebut.

Baca Selengkapnya

Alasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi

25 Maret 2019

Alasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi

Satgas Antimafia Sepak Bola sebelumnya telah melayangkan dua panggilan kepada Joko Driyono.

Baca Selengkapnya

Joko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini

21 Maret 2019

Joko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini

Joko Driyono seharusnya diperiksa kelima kalinya sebagai tersangka perusakan barang bukti kasus mafia bola hari ini pukul 10.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Sempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok

20 Maret 2019

Sempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok

Satgas Antimafia Bola telah memeriksa Joko Driyono sebanyak empat kali berkaitan dengan kasus perusakan barang bukti pengaturan skor bola.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono

1 Maret 2019

Ini Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono

Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyatakan Joko Driyono telah mengakui perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Satgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini

27 Februari 2019

Satgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini

Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyita uang Rp 300 juta saat menggeledah apartemen milik Joko Driyono pada 14 Februari 2019.

Baca Selengkapnya

Polisi Jelaskan Uang Rp 300 Juta di Apartemen Joko Driyono

22 Februari 2019

Polisi Jelaskan Uang Rp 300 Juta di Apartemen Joko Driyono

Dalam penggeledahan di apertemen Joko Driyono, penyidik menyita uang Rp 300 juta.

Baca Selengkapnya

Risau Kasus Pengaturan Skor, Manajer U-15 Minta Arahan Satgas

22 Februari 2019

Risau Kasus Pengaturan Skor, Manajer U-15 Minta Arahan Satgas

Satgas Antimafia Sepak Bola tengah memburu sejumlah orang yang terlibat match fixing atau pengaturan skor.

Baca Selengkapnya