TEMPO.CO, London – Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond menyatakan ada yang salah dalam tubuh Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA), sehingga organisasi itu perlu direformasi. Hal itu dinyatakan Hammond pada Kamis, 28 Mei 2015, menyikapi penangkapan dan penahanan pejabat tinggi dan dua Wakil Presiden FIFA oleh polisi Swiss di Zurich, Rabu, 27 Mei 2015. Mereka ditangkap karena dicurigai terlibat dalam penyuapan, korupsi, dan pencucian uang.
Menurut Hammond, penggemar sepak bola di seantero dunia terpukul dan kecewa atas kejadian itu, sehingga FIFA kehilangan reputasinya. Sudah lama ada tudingan terjadi skandal suap dan korupsi di FIFA. Skandal yang paling serius terjadi dalam penetapan Rusia dan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022.
Penangkapan terhadap mereka oleh polisi Swiss dilakukan saat mereka menghadiri Kongres FIFA di markas organisasi tersebut. Kongres rencananya dilaksanakan hingga 29 Mei mendatang dengan salah satu agendanya pemilihan Presiden FIFA. Pemilihan itu dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 29 Mei 2015. “Ada yang salah di FIFA dan butuh reformasi untuk memperbaikinya. Perlu ada tindakan bersama untuk membenahinya,” katanya kepada BBC TV.
Penangkapan pejabat teras FIFA itu dilakukan atas permintaan polisi Amerika Serikat. Mereka akan diekstradisi ke AS dan diadili di sana.
Inggris, yang gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, sudah lama mengkritik FIFA. Para jaksa Swiss bersikap terbuka terhadap penyelidikan dugaan kejahatan kesalahan manajemen dan pencucian uang dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia ini.
Sepp Blatter, Presiden FIFA dari Swiss yang kini berusia 79 tahun, mencalonkan diri menjadi Presiden FIFA untuk periode kelima. Ia disebut-sebut sebagai calon terkuat dan bakal memenangi pemilihan itu.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN