TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Ketua Panitia Pelaksana Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori secara resmi meminta maaf pada Komite Olimpiade Internasional (IOC) atas penggantian rencana awal pembangunan stadion olimpiade baru awal bulan ini menyusul naiknya biaya pembangunan.
Mori, yang melaporkan perkembangan persiapan Jepang sebagai tuan rumah penyelenggara Olimpiade 2020 ke Dewan Eksekutif IOC, menyatakan IOC menerima perbaikan rencana pembangunan stadion itu. Sekarang Jepang menghadapi waktu untuk menyiapkan pesta olahraga berbagai cabang olahraga dunia itu.
"Kami mohon maaf karena kami harus mengubah rencana,” kata Mori kepada wartawan, Rabu, 29 Juli 2015. “Presiden Thomas Bach memberi dukungan pada kami."
Biaya untuk Stadion Nasional Baru yang akan menjadi pusat olimpiade melonjak menjadi US$ 2,1 miliar dolar Amerika atau Rp 28,2 triliun. Jumlah itu hampir dua kali perkiraan awalnya. Akibatnya, muncullah gelombang kemarahan luas yang mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe untuk meninggalkan desain awal.
"(President) Bach berharap kami dapat mewujudkan rencana itu. Bach memberikan dorongan pada kami supaya dapat menyelesaian pembangunan stadion baru itu. Ia mengatakan hal ini tidak dapat hanya diserahkan kepada pemerintah Jepang sendiri,” tutur mantan Perdana Menteri Mori.
Sementara Jepang menginginkan stadion yang lebih murah, harga material meningkat sejak Tokyo dipilih menjadi menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade 2020. "Ada lonjakan harga berbagai bahan bangunan. Ada biaya yang lebih tinggi dan kami akan fokus pada pengurangan biaya," kata CEO Olimpiade 2020 Tokyo Toshiro Muto. "Akan ada inflasi (harga), tapi kami akan memastikan bahwa kami akan meminimalkan itu.”
Ia mengatakan prioritasnya adalah bagaimana semua persiapan diselesaikan sebelum pesta olahraga itu digelar. Kami yakin dan percaya pembangunan stadion selesai sesuai rencana,” ujar Muto.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN