Riedl: Saya Bukan Pahlawan  

Reporter

Editor

Kamis, 23 Desember 2010 22:44 WIB

Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO Interaktif, Jakarta -Alfred Riedl kini menjadi salah satu sosok yang begitu tidak asing lagi di mata masyarakat. Pria berusia 61 tahun asal Austria ini resmi mengemban tugas sebagai pelatih tim sepak bola nasional Indonesia setelah menandatangani kontrak pada bulan Mei lalu. Berbekal pengalaman melatih tim-tim negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Laos, tangan dingin Riedl kemudian begitu tampak dalam prestasi tim Garuda pada ajang piala AFF 2010.

Tugas perdana Riedl ini tampaknya tinggal memetik hasil pada laga final yang bakal dimulai Minggu (26/12) ini. Sebuah kemenangan yang tentu menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia. Pria yang begitu pelit berbagi senyuman itu memiliki pandangan tersendiri tentang tim besutannya. Berikut ini petikan wawancara yang berlangsung dalam beberapa sesi seusai Riedl melatih di Lapangan Latihan Tim Nasional, Senayan, Jakarta.


Kondisi tim nasional saat ini tampaknya begitu berbeda jika dibandingkan dengan sebelumnya, mereka tampak lebih agresif dan memiliki ketahanan fisik yang lebih baik. Apa kuncinya?

Saya hanya mencoba berbicara baik-baik dengan para pemain untuk bisa melakukan apa saja yang harus dilakukan. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang istimewa, kami memiliki program yang telah disusun untuk dijalani dan para pemain diharapkan untuk bisa mengikutinya.


Jika dibandingkan dengan pelatih asing sebelumnya, sebut saja Ivan Kolev (yang melatih pada tahun 2002-2004 dan 2007). Apa yang kini anda bawa untuk tim nasional?

Saya tidak ingin dibandingkan dengan pelatih-pelatih sebelumnya. Saya selalu memiliki pemikiran ke depan tanpa melihat lagi apa yang telah terjadi sebelumnya. Saya hanya ingin melatih dengan baik, itu saja.


Apakah memang kunci utamanya merupakan kedisplinan?

Itu yang selalu saya coba tanamkan kepada tim. Saya melihat kedisiplinan sebagai modal yang sangat penting untuk tim. Karena saya hanya ingin bekerja sama dengan orang yang memiliki disiplin tinggi.


Saat dulu anda melakukan seleksi terhadap para pemain tentu ada harapan tersendiri dalam diri anda. Apakah kini harapan itu sudah terwujud?

Kami selalu memiliki harapan, untuk apa pun. Tidak hanya kepada masing-masing pemain, tetapi bagaimana kita sebagai sebuah tim bisa selalu menunjukkan yang terbaik. Setelah piala AFF 2010 ini selesai sudah ada tugas lain lagi yang menanti, ada persiapan untuk tim nasional U-23 yang sudah menanti.


Kini semua orang melihat anda seperti sosok pahlawan penyelamat tim nasional. Bagaimana pendapat anda?

Tentu saja saya bukanlah seorang pahlawan, saya hanya manusia biasa yang menjadi pelatih sebuah tim sepak bola. Saya hanya berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi tim. Kami tentu belum tentu bisa selalu menang, tetapi kemenangan itu tentu menjadi tujuan yang ingin dicapai


Dan menurut Anda, apa yang mungkin akan anda sampaikan kepada publik kita kemenangan itu akhirnya berada dalam genggaman?

Inilah kemenangan dari semua yang terlibat di dalamnya, tidak hanya saya sendiri. Kita semua sejak awal datang bersama-sama untuk berjuang meraih tujuan kami Saya juga tidak perlu melihatnya dari orang per orang, karena kita adalah satu kesatuan dalam tim. Dan ini juga akan menjadi kesuksesan dari semua orang yang memberikan dukungan.


Apakah anda melihat Indonesia kini sudah memiliki kekuatan tersendiri dalam persaingan di tingkat Asia?

Tidak bisa dikatakan demikian, apa yang sedang kami lakukan saat ini adalah sebuah usaha untuk bisa membawa Indonesia berbicara banyak dalam hal prestasi. Bukan hanya sebuah prestasi yang tidak menentu, naik dan turun. Kami semua ingin bisa menciptakan tim yang bisa menunjukkan kekuatan dalam tiga tahun atau kalau perlu dalam 10 tahun ke depan.

EZTHER LASTANIA

Berita terkait

Benamkan Malaysia, Thailand ke Final AFF  

13 Desember 2012

Benamkan Malaysia, Thailand ke Final AFF  

Thailand unggul agregat gol 3-1.

Baca Selengkapnya

Thailand Tahan Malaysia 1-1 di Semifinal Piala AFF

9 Desember 2012

Thailand Tahan Malaysia 1-1 di Semifinal Piala AFF

Hasil imbang 1-1 itu menguntungkan Thailand yang akan menjadi tuan rumah pada laga kedua.

Baca Selengkapnya

Di Malaysia, Keok AFF 2012, Andik dan Kisruh PSSI

9 Desember 2012

Di Malaysia, Keok AFF 2012, Andik dan Kisruh PSSI

Para penggemar sepak bola Indonesia di Malaysia menengarai bahwa kekalahan Timnas di ajang AFF Suzuki 2012 tak lepas dari konflik pengurus PSSI.

Baca Selengkapnya

Gagal di AFF, Kontrak Manajer Timnas Diputus

5 Desember 2012

Gagal di AFF, Kontrak Manajer Timnas Diputus

Habil Marati tak keberatan diputus kontraknya oleh PSSI daripada terus-terusan tekor.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Korban Ultras Malaya Tak Bisa Kuliah  

3 Desember 2012

Mahasiswa Korban Ultras Malaya Tak Bisa Kuliah  

Hamzah Ali adalah salah satu korban kekerasan yang diduga dilakukan Ultras Malaya pada pertandingan Indonesia melawan Malaysia, Sabtu malam lalu.

Baca Selengkapnya

Kata Marzuki Soal Kekalahan Timnas di AFF 2012  

1 Desember 2012

Kata Marzuki Soal Kekalahan Timnas di AFF 2012  

"Terus terang dengan naturalisasi pemain asing tanpa disiapkan dengan baik, kita tak akan memperoleh hasil maksimal dan memuaskan."

Baca Selengkapnya

Pemain Timnas Piala AFF Jalan Tertunduk Menuju Bus

1 Desember 2012

Pemain Timnas Piala AFF Jalan Tertunduk Menuju Bus

Manajer tim, Habil Marati hanya mengucapkan terimakasih sembari melambaikan tangan ke arah wartawan.

Baca Selengkapnya

Kalah, Nilmaizar Tetap Puji Timnas AFF 2012  

1 Desember 2012

Kalah, Nilmaizar Tetap Puji Timnas AFF 2012  

Dua gol Malaysia hanya dalam rentang tiga menit, Nil menilainya sebagai keberuntungan.

Baca Selengkapnya

Takluk 2-0 dari Malaysia, Indonesia Kandas

1 Desember 2012

Takluk 2-0 dari Malaysia, Indonesia Kandas

Sempat menekan di awal laga, Indonesia harus kebobolan dua gol dalam tempo tiga menit.

Baca Selengkapnya

Timnas Tertinggal, Tweeps Indonesia Berdoa  

1 Desember 2012

Timnas Tertinggal, Tweeps Indonesia Berdoa  

Indonesia masih berusaha mengejar ketinggalan dari Malaysia.

Baca Selengkapnya