TEMPO.CO, Jakarta -
New Delhi – Seorang pengurus teras Federasi Sepak Bola Asia Selatan (SAFF) menyatakan tujuh anggotanya akan memilih mantan gelandang serang tim Prancis, Michel Platini, pada pemilihan Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), di Swiss, Februari mendatang.
Ketua Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa telah menyatakan dukungannya pada Platini. Pemilihan presiden FIFA ini menyusul pengunduran diri Sepp Blatter, yang dipilih pada pemilihan di Swiss, Mei lalu untuk periode kelima. Blatter didesak mundur oleh sebagian besar anggota FIFA menyusul skandal korupsi dan suap di FIFA diwarnai penangkapan dan penahanan pejabat sejumlah terasnya oleh polisi Swiss, menjelang Kongres FIFA, pada Mei lalu.
Skandal itu merupakan yang terburuk dalam sejarah 111 tahun FIFA.
Sekjen SAFF Anwarul Huq kepada Reuters, Rabu, 16 Sepetmber 2015, menyatakan organisasinya akan mengikuti langkah AFC mendukung Platini.
"Pemimpin AFC telah mendukung Platini. Kami akan mengikuti langkah AFC," kata Anwarul. "Pada akhirnya suara perorangan yang menentukan, tetapi kami akan mengikuti langkah AFC.”
Hal itu dikatakan Anwarul pada kesempatan undian pertandingan Piala SAFF kesembilan yang akan digelar di India, akhir 2015.
Blatter yang berasal dari Swiss mengalahkan Pangeran Ali Bin Al Hussein dari Jordania pada pemilihan presiden FIFA, Mei lalu. Pangeran Ali kembali akan mengikuti pemilihan presiden FIFA pada Februari nanti bersama mantan wakil presiden AFC, Chung Mong-joon dari Korea Selatan.
Chung menyalahkan AFC mengirimkan surat yang menunjukkan ketidakkompakan anggotanya dengan menyarankan mereka mendukung Platini. Namun FIFA mengesampingkan keluhannya.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN
Berita terkait
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang
8 Juni 2022
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca SelengkapnyaRusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022
8 April 2020
Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaSkandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi
7 April 2020
Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar
31 Juli 2018
Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.
Baca SelengkapnyaPresiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA
13 Oktober 2017
Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.
Baca SelengkapnyaFIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor
28 Juni 2017
FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang
16 Juni 2017
Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS
Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan
10 Mei 2017
Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"
Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya
1 Maret 2017
Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.
Baca SelengkapnyaAleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini
15 September 2016
Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.
Baca Selengkapnya