Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman diangkat oleh para pemainnya usai menjuarai Liga Super Indonesia 2014 di Palembang, Sumatera Selatan, 7 Novmber 2014. Persib mengalahkan Persipura lewat adu penalti. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Kutai Kartanegara - Usai Persib Bandung dikalahkan Mitra Kutai Kartanegara dengan skor tipis 2-1 dalam laga lanjutan Liga 1 2017, Djadjang Nurdjaman mundur dari jabatan kepala pelatih. Djajang menyatakan ingin istirahat sebentar dari dunia sepakbola.
"Saya resign, mundur dari kursi pelatih persib. Ya, itu keputusan sudah bulat," kata Djajang kepada awak media di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Sabtu, 15 Juli 2017.
Alasan mundurnya Djadjang Nurdjaman karena merasa tidak mampu mengangkat performa Persib Bandung dalam beberapa waktu terakhir. Meski begitu, dia menyatakan bangga dapat melatih tim besar dari Bandung itu. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada manajemen klub atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
"Ada kalanya manusia up and down. Kali ini, saya benar-benar tak bisa mengangkat performa tim," ujar Djadjang. Ia sudah melatih Persib Bandung selama lima tahun. Sudah lima piala dia persembahkan untuk tim ini.
Meski performa tim turun saat ditanganinya, namun Djadjang tak mau menyalahkan orang lain. Kondisi tersebut diakuinya sebagai kesalahan Djadjang yang tidak mampu mengasuh tim dengan maksimal.
"Semua tanggung jawab saya sebagai pelatih," kata Djadjang Nurdjaman. "Meski banyak pihak menyebut Persib Bandung kekurangan pemain depan, tapi anggota tim sudah menampilkan yang terbaik."
Djadjang Nurdjaman juga menyampaikan terima kasih kepada Bobotoh, suporter Persib Bandung, yang selalu setia dan mengkritiknya. "Saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Kita pernah mengenyam masa-masa emas, masa bahagia, saat meraih juara. Tetaplah setia mendukung Persib," kata dia. "Terima kasih."