TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Jose Mourinho dan Paul Pogba belakangan selalu menjadi pusat sorotan saat membahas performa Manchester United. Namun, persoalan yang dihadapi pelatih asal Portugal itu sesungguhnya lebih luas dari itu.
Mourinho belakangan disebut-sebut memiliki hubungan tak harmonis dengan Pogba. Ia beberapa kali mencadangkan pemain termahalnya itu karena performanya dianggap menurun. Hal sama kemungkinan dilakukan saat MU menghadapi Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris, Ahad malam.
Namun, problem MU sebenarnya bukan hanya pada Pogba. Laman berita Inggris, Metro, mencatat setidaknya ada tiga masalah yang dihadapi Mourinho di timnya.
1. Pertahanan yang rapuh
Tampil apik di awal musim—hanya kebobolan sekali dari tujuh laga awal—lini belakang MU belakangan terlihat keropos. Tottenham hanya butuh 11 detik untuk membobolnya. Newcastle juga dengan gampang memperdayai pemain belakang MU lewat serangan bola mati. MU beruntung karena memiliki David de Gea, yang antara lain melakukan delapan penyelamatan saat MU ditahan Sevilla di Liga Champions.
Kiper Manchester United, David De Gea, berhasil menepis bola sundulan pemain Sevilla, Luis Muriel, dalam pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions di amon Sanchez Pizjuan, Sevilla, 22 Januari 2018. Manchester United bermain imbang 0-0 dengan Sevilla. REUTERS/Jon Nazca
Absennya Eric Bailly dinilai berpengaruh. Chris Smalling dan Phil Jones yang baru pulih dari cedera juga belum kembali pada performa terbaiknya.
2. Faktor Nemanja Matic
Rapuhnya lini belakang MU tak lepas dari kurangnya cegatan bola dari lini tengah. Di sinilah Paul Pogba yang kerap disalahkan. Meskipun rekannya, Nemanja Matic, juga layak disorot.
Aksi pemain Manchester United, Nemanja Matic saat berebut bola dengan pemain Huddersfield Town, Philip Billing dalam laga perempat final Piala FA di stadion John Smith, Inggris, 17 Februari 2018. REUTERS/Andrew Yates
Pada awal kepindahannya dari Chelsea, pemain Serbia ini tampil mengesankan. Namun, belakangan terlihat kedodoran. Ia dinilai tak memiliki energi dan kelincahan untuk membantu serangan. Karena itu, Mourinho kerap berpaling pada Ander Herrera dan Scott McTominay.
Dalam urusan bertahan, keberhasilan Matic dalam melakukan tackle juga berada di urutan rendah di antara para pemain Liga Inggris, hanya di posisi 22. Ia bagus dalam melakukan sapuan dan cegatan, tapi dianggap lemah dalam hal agresivitas dan kecepatan.
3. Lini Serang yang tak konsisten
Pada tujuh laga awal, MU tampil mengesankan. Mereka mencetak 21 gol. Tapi dalam 20 laga berikutnya mereka hanya mencetak 30 gol.
Penyerang Manchester United, Romelu Lukaku, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Stoke City dalam pertandingan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, 16 Januari 2018. AP
Banyak pengamat menilai, Mourinho sangat memberi kebebasan para para pemain MU untuk berkreasi dalam menyerang. Artinya ia lebih mengandalkan pada kecemerlangan dan kreasi masing-masing pemain, tanpa menyediakan pola menyerang yang lebih terstruktur. Karenanya Romelu Lukaku kerap dibuat frustrasi karena jarang mendapat pasokan bola yang matang.
METRO