TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional Indonesia bakal melakoni pertandingan terakhir di Piala AFF Suzuki 2018. Filipina menjadi lawan keempat Indonesia dengan laga yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 25 November 2018.
Di tengah masa persiapan dan latihan ramai isu di media sosial yang mengajak mengosongkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Warganet ramai-ramai menuliskan tagar #kosongkanGBK.
Ajakan mengosongkan GBK sudah bergulir sejak Indonesia menjamu Timor Leste dua pekan lalu. Saat itu dari 65.000 tiket yang disiapkan hanya 15.000 kursi yang terisi.
Menanggapi itu, pemain sayap Indonesia Andik Vermansah merasa prihatin dengan ajakan mengosongkan SUGBK. Andik mengatakan kehadiran suporter amat diperlukan untuk membantu Timnas melewati pertandingan terakhir. "Kami membutuhkan suporter karena tenaga kami ada pada mereka," kata dia usai menjalani latihan di Jakarta, Jumat, 23 November 2018.
Mantan pemain Persebaya Surabaya itu meminta masyarakat bisa membedakan antara kritik terhadap federasi dengan dukungan kepada Timnas. Andik tak mau ambil pusing bila suporter kecewa dengan kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Namun ia berharap kekecewaan suporter tak dilampiaskan ke Timnas.
"Mungkin boleh benci ke PSSI, tapi jangan benci ke pahlawan (pemain). Teman-teman sudah berjuang dan bekerja keras," kata Andik.
Pelatih Indonesia Bima Sakti memilih santai menanggapi ajakan mengosongkan SUGBK. Ia memahami bila suporter kecewa dengan hasil Timnas di Piala AFF 2018. Menurut dia, ajakan kosongkan SUGBK lantaran pencinta sepak bola rindu dengan prestasi Timnas. "Mereka tujuannya baik karena merindukan prestasi. Kami berharap ke depan semoga bisa lebih baik lagi," ucap Bima.
ADITYA BUDIMAN