TEMPO.CO, Jakarta - Sanksi yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat ulah oknum Aremania bukan hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi hal itu juga menimbulkan dampak lebih besar ke depannya, yakni memunculkan sikap saling curiga di antara suporter Arema FC ini.
Rasa curiga itu berasal dari insiden yang berujung pada sanksi, apalagi sesama Aremania sejauh ini sudah saling mengingatkan untuk menjaga ketertiban. “Bukan hanya kerugian berupa materi yang dialami oleh manajemen Arema FC, tetapi ke depan hal itu bisa menyulut rasa saling curiga di antara Aremania,” ungkap media officer Arema FC, Sudarmaji.
Sudarmaji menuturkan bahwa sebenarnya Aremania sudah berubah. Saat ini Aremania fokus pada kebersamaan dan kreativitas dalam mendukung tim kesayangannya, sayangnya hal tersebut sering dirusak oleh segelintir Aremania yang coba memicu adanya sanksi.
“Aremania sudah berubah tapi masih ada saja yang nakal dan bisa merugikan kekompakan dan kebersamaan. Ayo hentikan pada laga-laga selanjutnya,” tuturnya.
Demi menghindari sanksi di pertandingan-pertandingan berikutnya, Sudarmaji berharap agar ke depan Aremania intens dalam mengadakan diskusi. Selain mempererat kebersamaan, hasil diskusi diharapkan memunculkan pemikiran-pemikiran baru agar kedepan Aremania bisa lebih solid lagi. “Harapannya ada (diskusi). Tapi Aremania sendiri juga intens melakukannya,” tutur Sudarmaji.
Arema FC baru saja terkena sanksi dari komisi disiplin PSSI dengan dijatuhkannya denda dengan total Rp 150 juta. Sanksi ini dipicu oleh adanya lemparan botol ke dalam lapangan, penyalaan flare hingga aksi tidak terpuji Aremania saat penyelenggaraan babak penyisihan Grup E Piala Presiden 2019.
AREMA FC | LIGA INDONESIA