TEMPO.CO, Jakarta - Jika ke Kota Malang pada saat pertandingan Arema FC seperti pada malam nanti, Selasa 2 April 2019, dalam babak semifinal pertama Piala Presiden melawan Kalteng Putra, jalan-jalan protokol akan sepi. Di pinggir-pinggir jalan, seperti di kawasan Celaket, akan ada beberapa Dan, di tempat kejadian, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, malam nanti, nama Yuli Sumpil, akan menjadi salah satu tokoh yang paling disegani para suporter Aremania, pendukung Arema FC.
Saat Arema FC berhadapan dengan Persela Lamongan dalam babak penyisihan Grup E Piala Presiden 2019, sempat terjadi insiden di tribun akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Kejadian bermula saat oknum suporter tersebut melempar botol minuman ke dalam lapangan.
Melihat hal tersebut, dirijen Aremania, Yuli Sumpil, langsung melemparkan sepatu ke arah oknum yang melakukan pelemparan.
“Jangan lempar-lempar, kita marahi pemain kalau bermain jelek,” ujar Yuli Sumpil yang menghentikan aksinya memimpin Aremania bernyanyi.
Suporter Aremania di Kanjuruhan (aremafc.com)
Yuli Sumpil sudan pantas disebut tokoh legenda Aremania. Kehadirannya mengingatkan pada sosok Ovan Tobing. Pada 1980-an, Ovan tenar sebagai penyiar Radio Senaputra, Malang, dan menjadi pembawa acara saat grup musik Good Bless pentas di GOR Pulosari, Kawi, Malang.
Kecintaan putra berdarah Batak kepada Arema membawanya menjadi humas klub berjuluk Singo Edan itu dan kemudian memimpin tim Ongis Nade ini menjadi juara Galatama XII 1992-93.
Yuli Sumpil, Ovan Tobing, dan sederet nama lainnya menghidupkan kegiatan suporter sepak bola di Indonesia dengan caranya masing-masing. Mereka tumbuh dan menumbuhkan antusiasme suporter sepak bola yang kuat di sejumlah tempat di Indonesia.
Jika tak ada tayangan nonton bareng via layar lebar, sebuah warung makan di depan Pusat Kesenian Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang punya televisi dan menyiarkan pertandingan Persija beberapa tahun lalu, dipenuhi pengunjung.
Sebagian besar di antaranya terlibat dalam diskusi hangat setelah tayangan pertandingan usai. Mereka adalah bagian dari Jakmania atau The Jakmania, suporter Persija.
Ferry Indrasjarief, pelopor berdirinya Jakmania, kini kembali turun gunung. Pria dengan panggilan akrab Bung Ferry itu sekarang kembali menjadi Ketua Pengurus Pusat Jakmania.
Sekretaris Umum Jakmania sekarang, Diky Soemarno, punya cita-rasa seni seperti Yuli Sumpil dan Ovan Tobing. Diky mengoleksi prestasi sebagai penulis naskah drama asli terbaik dua kali pada Festival Teater Jakarta.
Jika bertemu dan berbincang di kawasan Gelanggang Remaja Jakarta Selatan, Jalan Bulungan, Diky akan lincah berpindah-pindah topik dari teater ke sepak bola dan sebaliknya. Dibesarkan di kawasan Manggarai dan Menteng Dalam, Jakarta, ia sudah menjadi pendukung sejati Persija sejak kecil.
Suporter, kelompoknya, dan para organisator fans sepak bola bisa sama pentingnya dengan keberadaan pemain Arema FC, Persija, Persebaya, Persib, serta Madura United dan Kalteng Putra yang terlibat dalam semifinal Piala Presiden 2019 ini. Mereka yang menghidupkan atmosfir sepak bola Indonesia untuk terus bergerak, meski dihantam rentetan skandal.