TEMPO.CO, Jakarta - Ruddy Widodo, general manager Arema FC, menyebut hadiah juara Piala Presiden 2019 tak hanya akan dinikmati tim Arema FC saja. Selain pelatih, pemain, dan ofisial tim, karyawan klub juga turut kecipratan hadiah tersebut.
Setelah menumbangkan Persebaya Surabaya di partai final dengan agregat 4-2 (2-2 di Surabaya dan 2-0 di Malang), skuad Singo Edan berhak atas hadiah Rp 3,5 miliar. Meski belum langsung dicairkan oleh panitia penyelenggara turnamen, pembagian hadiah tersebut sudah dilakukan oleh pihak manajemen klub.
"Dari total hadiah Rp 3,5 miliar sebagai juara Piala Presiden 2019, pembagiannya 60 persen untuk tim, termasuk pelatih, pemain dan ofisial, lalu 10 persen untuk karyawan kantor dan mes pemain, sisanya untuk operasional tim ini ke depannya," kata Ruddy di laman Wearemania.net.
Sebagai klub yang taat pajak, tentu Arema bakal menunaikan kewajibannya membayar pajak atas hadiah yang diterima. Bukan dibayar oleh pihak klub, namun Ruddy menyatakan pajak tersebut dipotong langsung oleh pihak panitia penyelenggara sebelum mengirimkan hadiah ke rekening Arema.
"Tentu nanti kami juga tidak menerima utuh segitu, karena oleh panitia penyelenggara pasti akan dipotong pajak, baru dicairkan kepada klub pemenang," kata manajer berkacamata ini.
Pihaknya juga khawatir, selain dipotong pajak, hadiah Rp 3,5 miliar itu masih akan dipotong lagi. Sebab, di laga final pertemuan kedua yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, terjadi banyak pelanggaran, seperti kembang api yang menyala, dan invasi penonton ke lapangan usai laga yang berlanjut saat penyerahan trofi.
"Jujur kami masih was-was, jangan-jangan masih dipotong lagi gara-gara di laga final ada flare dan invasi suporter ke lapangan," kata pengurus teras Arema FC ini.
WEAREMANIA.NET | PSSI.ORG