4. Tak lagi didukung suporter Real Madrid
Sempat dipuji setinggi langit pasca golnya di final Liga Champions 2018 kontra Juventus, Gareth Bale kini justru menjadi bahan cemoohan suporter Real Madrid. Musim lalu, suporter Real Madrid kerap mengolok-oloknya karena dia terus tak mampu menunjukkan performa terbaik.
Bale sempat membalas dengan mengkritik balik suporter Real Madrid. Menurut dia, hal seperti itu bukanlah hal yang patut mereka lakukan untuk mendukung tim yang tengah terpuruk. Dia bahkan mengaku kecewa karena merasa telah memberikan empat gelar juara Liga Champions untuk klub asal Spanyol itu.
Pekan lalu ia kembali terlibat cekcok dengan suporter Real Madrid di Montreal, Kanada. Penyebabnya adalah karena Bale hanya berjalan tanpa merespon pendukung Real Madrid yang telah menanti di depan hotel untuk bisa mendapat tanda tangan atau sekedar berinteraksi.
5. Sudah punya Eden Hazard dan Luka Jovic
Real Madrid mulai membangun kembali kekuatan mereka sebagai Los Galacticos jilid ketiga dengan memboyong Eden Hazard dari Chelsea pada bursa transfer musim panas ini. Meskipun pemain asal Belgia itu kabarnya didatangkan untuk merespon kepergian Cristiano Ronaldo musim lalu, namun tak jarang juga orang menyebut bahwa Hazard merupakan jawaban atas buruknya performa Gareth Bale.
Hal itu lumrah mengingat Hazard dan Bale bermain di posisi yang sama, sayap kiri. Bale sebenarnya bisa bermain di posisi lain, yaitu sebagai penyerang tengah, namun Zidane tampaknya memiliki pendapat lain soal itu.
Zidane diketahui lebih menyukai Karim Benzema bermain di posisi tersebut. Selain itu, Real Madrid juga sudah memiliki juru gedor baru yaitu Luka Jovic.
Dengan lima masalah itu, Real Madrid memang tampaknya tak lagi memiliki alasan untuk mempertahankan Gareth Bale di skuad mereka. Kini, publik tinggal menunggu kepastian kapan dan ke mana pesepakbola berusia 30 tahun itu akan pindah.
THE SUN | MIRROR | BLEACHER REPORT | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ