TEMPO.CO, Jakarta - Musim lalu, 18 April 2019, Pep Guardiola berdiri di tepi lapangan untuk menyaksikan timnya, Manchester City, disingkirkan Tottenham Hotspur pada perempat final Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, meski menang 4-3. Pasalnya, dalam skor agregat 4-4, City kalah dalam hal gol tandang.
Kenangan yang menyakitkan itu muncul lagi menjelang City menjamu Tottenham di stadion yang sama, malam ini, Sabtu 17 Agustus 2019, dalam rangkaian pertandingan kedua Liga Primer Inggris 2019-2020. “Mereka adalah tim yang kuat dan bagus,” kata Guardiola.
Tapi, bila hanya melihat dari hasil pada awal Liga Primer Inggris musim ini, ada perbedaan yang cukup mencolok dari kedua tim. Manchester City menang meyakinkan 5-0 di kandang West Ham United, dengan Raheem Sterling memborong tiga gol. Tottenham harus ketinggalan 0-1 di kandang sendiri sampai berbalik bisa menang 3-1 melalu dua gol dari Harry Kane dan satu dari Tanguy Dombele.
Setelah pertandingan itu, sang kapten Spurs, Harry Kane, mengungkapkan perasaan kecemasannya bahwa mereka tak akan bisa menyaingi kualitas City dan Liverpool yang begitu menggebrak pada awal musim. Pekan lalu, Liverpool menang 4-1 dari Norwich City di Anfield.
Kondisi terkini pada awal musim ini tersebut mungkin bisa mengikis fakta tentang sejarah menyakitkan Guardiola dalam pertemuan pada perempat final Liga Champions musim lalu.
Tren mutakhir yang positif juga terus dibangun Manchester City dengan mengalahkan Liverpool melalui adu penalti pada Community Shield 2019 ini sebelum menggilas The Hammers 5-0.
Guardiola sudah pernah merasakan meraih trofi Liga Champions Eropa ketika menangani Barcelona. Mungkin, ia benar ketika berkata bahwa musim ini ia tak mau mengorbankan peluang membawa Manchester City memenangi Liga Primer Inggris tiga kali beruntun hanya untuk sebuah trofi Liga Champions.
Guardiola sepertinya mau tancap gas sejak awal. Tapi, Mauricio Pochettino, manajer Tottenham Hotspur, sudah lama hapal gaya permainan Pep sejak pelatih asal Argentina ini menangani Espanyol di La Liga Spanyol.
Pochettino mengatakan tak mau silau dengan kehebatan permainan Manchester City. “Kalau mau mengalahkan City jangan terpukau dan terpengaruh iramanya. Ciptakan ritme sendiri,” katanya.
Ini baru pertandingan kedua awal musim, tapi menarik untuk menunggu apakah tren positif Manchester City berlanjut atau Tottenham Hotspur yang giliran tancap gas setelah melakukan start yang lamban.