TEMPO.CO, Jakarta - Christian Eriksen, 27 tahun, membuat suporter Tottenham Hotspur marah. Penyebabnya adalah permainannya di tim nasional Denmark berbeda jauh dengan saat berbaju Tottenham Hotspur.
Contoh paling baru saat dia tampil dalam laga kualifikasi Piala Eropa Grup D, di Telia Parken, Kopenhagen, Sabtu lalu. Dalam pertandingan melawan Gibraltar, yang dimenangi Denmark dengan skor 6-0, Eriksen mencetak dua gol.
Koleksi gol Eriksen di babak kualifikasi terbilang gendut. Dalam tujuh laga, dia telah mencetak lima gol.
Namun performa itu berbeda dengan saat dia bermain untuk Spurs. Total, dari 10 laga yang dimainkan, dia baru mencetak satu gol. Pasukan asuhan Mauricio Pochettino ini pun terpuruk di peringkat ke-14 Liga Primer.
Banyak pihak menduga penurunan kemampuan Eriksen itu berhubungan dengan soal perpanjangan kontrak. Sampai saat ini, dia ogah meneken perjanjian baru dengan Spurs. Eriksen disebut-sebut memilih hengkang pada akhir musim, saat berstatus bebas transfer. “Kalau soal itu, Anda harus bertanya kepada klub,” katanya sambil tersenyum.
Eriksen menjamin buruknya penampilannya di klub tidak akan berpengaruh saat main untuk tim nasional. "Bermain untuk tim nasional selalu berbeda,” katanya.
Dia pun yakin permainannya akan tetap bagus saat tampil dalam laga terakhir melawan Republik Irlandia, di Dublin, dinihari nanti. Laga ini akan menjadi penentu lolosnya Denmark di Piala Eropa mendatang.
Untuk itu, Denmark hanya perlu bermain seri. Namun hal itu jelas tidak mudah. Mereka bermain di kandang lawan yang juga berambisi untuk lolos.
Tim Republik Irlandia yang diasuh Mick McCarthy memasang tekad untuk menang, setidaknya dengan selisih dua gol. Tanpa tiga poin, untuk lolos ke Piala Eropa, mereka harus menjalani laga playoff pada Maret tahun depan. “Makanya, kami harus mengalahkan mereka," kata McCarthy.
Dalam laga pertama, di Kopenhagen, Juni lalu, hasilnya berakhir imbang 1-1. Kala itu, menurut Eriksen, sang lawan bermain teramat defensif.
Namun kini dia mengatakan situasinya berbeda. Eriksen yakin timnya bisa lolos. Dia sendiri percaya diri akan berhasil memainkan peran sebagai pengatur permainan seperti yang diminta pelatih Age Hareide.
"Setidaknya, saat ini saya lebih bugar," katanya. “Saya tetap percaya diri untuk memainkan sepak bola yang menawan.”
Kemampuan itulah yang selama ini menghilang, saat dia bermain untuk klubnya, Tottenham Hotspur.
IRISHMIRROR | TBRFOOTBALL | IRFAN B.