TEMPO.CO, Jakarta - Terakhir Manchester United datang ke Anfield, sebelum tumbang 0-2 dinihari tadi, Senin 20 Januari 2020, terjadi pada Desember 2018. Saat dua tahun lalu itu, Liverpool juga menang 3-1, dan unggul 19 poin dari United.
Beberapa hari kemudian, direksi Manchester United menghubungi Ole Gunnar Solskjaer dan memintanya untuk menangani the Red Devils ini pada sisa musim 2018-2019. Solskjaer menerima tawaran itu dan Jose Mourinho yang akrab dipanggil Mou itu dipecat.
Solskjaer adalah oahlawan Manchester United pada final Liga Champions Eropa 1999 dari Norwegia yang dijuluki the Baby-Faced Assassin. Ia kemudian pada awalnya memberi harapan. Senyum tampang kekanak-kanakan Solskjaer mengiringi setiap kemenangan tim yang diasuhnya, the Red Devils.
Manchester United tampaknya akan memasuki “abad pencerahan” setelah menjalani “abad pertengahan yang gelap” di bawah kepemimpinan David Moyes, Louis van Gaal, dan the Special One Jose Mourinho.
Sampai 11 pertandingan di bawah Ole Gunnar Solskjaer yang masih berstatus caretaker manager, the Red Devils alias Setan Merah menang terus.
Solskjaer dipercaya membawa pencerahan karena juga keajaiban yang diciptakannya di kandang Paris Saint-Germain pada pertemuan kedua 16 besar Liga Champions Eropa musim lalu. Dari kalah 0-2 di Old Trafford, Setan Merah dengan mayoritas anak-anak muda mengamuk di Parc des Princes, Paris, untuk menang 3-1 dan lolos ke perempat final.
Tapi, setelah itu, sebagaimana masa bulan madu sebuah perkawinan yang pada akhirnya harus berakhir, begitulah perjalanan karier kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer di klub yang membuatnya menjadi pemain legendaris, Manchester United.
Ironisnya hal itu mulai terjadi, yaitu sebuah grafis prestasi yang menurun dan kualitas permainan yang monoton, justru terjadi setelah Ole Gunnar Solskaer dipromosikan menjadi manajer tetap Setan Merah.
Selain kiprah di Liga Champions yang tidak berlanjut musim lalu –dan, juaranya adalah Liverpool-, Manchester United di bawah kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer kemudian tersohor dengan sebutan sebuah frasa kalimat, “Konsisten untuk Tidak Konsisten.”
Bersamaan dengan urusan Paul Pogba yang tidak kunjung terselesaikan sejak era Jose Mourinho dan Wakil Ketua Eksekutif United, Ed Woodward, yang hanya bisa mendatangkan pemain lumayan sekelas bek tengah Harry Maguire, Setan Merah susah untuk bisa segera kembali ke empat besar.
Maguire dibeli dan dijadikan United sebagai bek termahal di dunia saat ini. Ia jadi kapten Setan Merah dinihari tadi. Tapi, selagi bek termahal di dunia sebelumnya, Virgil van Dijk, membobol gawang United dinihari tadi pada menit ke-14, apa yang bisa dilakukan Maguire?
Isu bahwa Solskjaer akan dipecat pada akhir musim ini, dengan peluang membawa United memenangi Piala FA, sudah berembus sebelum laga dinihari tadi. Penggantinya konon Maurcio Pochettino. Dulu, Van Gaal juga dipecat Manchester United setelah meraih trofi Piala FA.
Meski demikian, Jurgen Klopp mempercayai Ole Gunnar Solskjaer. Itu diungkapkan pada konferensi pers sebelum pertandingan, Jumat lalu. “Saya yakin ia akan membawa Manchester United finis di zona Liga Champions.”
Saat ini Manchester United di peringkat kelima, hanya berjarak lima poin dari Chelsea di posisi keempat.