TEMPO.CO, Jakarta - Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, mendesak otoritas Liga Inggris tak memberikan lampu hijau terkait pembelian Newcastle United oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhammad bin Salman. Melalui pengacaranya, Cengiz mengirimkan surat kepada otoritas Liga Inggris.
Dalam suratnya, pengacara Cengiz mendesak otoritas Liga Inggris untuk membatalkan pembelian saham itu karena dianggap bisa merusak citra kompetisi tersebut. Dia menilai upaya pembelian saham tersebut sebagai cara untuk menghapus citra buruk MBS, sebutan Muhammad bin Salman, sebagai pelanggar hak asasi manusia.
"Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah tindakan yang tepat (pembatalan pembelian saham), sesuai dan sah untuk diambil oleh Anda (chief executive Richard Masters) dan Liga Premier, terutama mengingat pembunuhan kejam yang dilakukan terhadap tunangan nona Cengiz," tulis surat itu.
"Seharusnya tidak ada tempat di Liga Premier, dan sepak bola Inggris, bagi siapa pun yang terlibat dalam tindakan menjijikan seperti itu."
"Citra Liga Primer dan sepak bola Inggris pada umumnya akan ternoda oleh koneksi Anda dengan mereka yang melakukan kejahatan paling mengerikan dan kemudian berusaha untuk menghapusnya, dan yang berusaha menggunakan sepak bola Inggris sebagai cara untuk meningkatkan citra mereka dan menyembunyikan pelanggaran mereka."
Dalam pernyataan terpisah, Cengiz meyakini otoritas Liga Inggris tak akan memberikan persetujuan terkait pembelian saham itu.
"Saya percaya Liga Inggris dan otoritas Inggris menghargai prinsip dan reputasi mereka di atas upaya transparan pemulihan citra melalui olahraga," kata Cengiz.
Jamal Khashoggi adalah jurnalis Arab Saudi yang terasingkan ke Amerika Serikat. Dia dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018 lalu.
Pelaku pembunuhan itu disebut merupakan anggota militer Kerajaan Arab Saudi. Mereka diduga bergerak atas perintah Muhammad bin Salman yang gerah dengan aksi Khashoggi mengkritik pemerintahan Arab Saudi.
Investigasi PBB menyebutkan bahwa ada bukti kuat keterlibatan Muhammad bin Salman, namun mereka membutuhkan penelusuran lebih lanjut untuk membuktikannya.
Meskipun demikian, pihak Kerajaan Arab Saudi membantah keterlibatan putra mahkota mereka. Pada desember 2019 mereka telah menghukum mati lima orang yang disebut terlihat pembunuhan tersebut.
Protes yang sama terhadap pembelian saham Newcastle United sebelumnya juga dilancarkan oleh lembaga pemerhati HAM Amnesty Internasional Inggris. Mereka mengingatkan otoritas Liga Inggris akan bahaya penggunaan citra Liga Inggris untuk menutupi jejak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Muhammad bin Salman.
Selain itu, ada juga protes yang dilakukan oleh beIN Sports sebagai mitra terbesar Liga Inggris dalam hal hak siar. Mereka mengingatkan bahwa telah terjadi pembajakan siaran langsung Liga Inggris oleh Arabsat, perusahaan penyedia layanan satelit milik Arab Saudi, dalam beberapa tahun terakhir.
Kepastian diizinkan atau tidaknya pembelian saham Newcastle United oleh Muhammad bin Salman sendiri dikabarkan akan diputuskan dalam dua pekan mendatang.
RTE| THE GUARDIAN