2. Lemahnya Lini Serang.
Keputusan Zinedine Zidane memainkan Luka Jovic pada laga kontra Shakhtar Donetsk dianggap mengejutkan. Pasalnya pada bursa transfer lalu dia sempat menyatakan membuka pintu lebar untuk Jovic hengkang.
Yang paling fatal adalah karena Zidane disebut tak mengerti apa kemampuan terbaik penyerang asal Serbia tersebut. Jovic bukan lah pemain yang jelek, tetapi pola permainan Zidane yang diterapkan Zidane tak cocok dengan gaya permainannya.
Jovic, menurut Marca, memiliki karakter yang sangat berbeda dari Karim Benzema. Dia bukanlah tipe penyerang yang bisa membawa bola sendirian kemudian menciptakan peluang dan mencetak gol seperti Benzema.
Eks pemain Eintracht Frankfrut itu adalah adalah contoh seorang penyerang klasik yang membutuhkan umpan-umpan matang di depan gawang.
Akan tetapi Zidane gagal mengeluarkan kemampuan terbaik Jovic dalam laga kontra Shakhtar Donetsk. Marco Asensio, Rodrygo serta Luka Modric tampak tak memahami bola seperti apa yang diinginkan Jovic.
Zidane harus memastikan bahwa para pemainnya memiliki kesepahaman satu sama lainnya pada laga El Clasico. Kekompakan tim terbukti menjadi salah satu kunci Real Madrid ketika harus berhadapan dengan musuh bebuyutannya itu.
Pada laga musim lalu, faktor kekompakan tersebut yang dinilai membuat Real Madrid meraih kemenangan 2-0.
3. Pertahanan yang lemah tanpa Sergio Ramos
Masa Sergio Ramos di Real Madrid diperkirakan tak lama lagi dengan usia si pemain yang sudah 34 tahun. Namun kekalahan dari Shakar Donetsk semakin memperjelas bahwa pertahanan Los Blancos ini bahkan tidak dapat berfungsi tanpa kehadiran si kapten.
Real Madrid mungkin telah memiliki Raphael Varane yang dianggap sebagai salah satu bek muda paling cemerlang di Eropa saat ini, akan tetapi Varane membutuhkan tandem yang bisa membuat dia tenang.
Eder Militao jelas bukan sosok itu. Bek asal Brasil itu dianggap sebagai pemain terburuk pada laga kontra Shakhtar Donetsk dan bertanggung jawab pada dua dari tiga gol lawan.
Menghadapi Barcelona, hal ini jelas harus menjadi perhatian serius dari Zidane. Pasalnya kubu lawan justru tengah menikmati Indahnya menjebol gawang lawan. Kemenangan 5-1 pada laga Ferencvaros merupakan buktinya.