TEMPO.CO, Jakarta - Ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Barcelona musim lalu, Ronald Koeman langsung mengidentifikasi regenerasi pemain di klub itu berjalan mandek. Dia pun mendapatkan tugas berat untuk menyingkirkan para pemain berusia tua dan membawa masuk para pemain muda.
Satu persatu pemain senior didepak. Ivan Rakitic dan Luis Suarez merupakan dua korban pertama Koeman. Rakitic dilepas kembali ke klub asalnya, Sevilla sementara Suarez ke Atletico Madrid. Media-media Spanyol menyebut sedang terjadi revolusi di tubuh La Blaugrana. Revolusi Ronald Koeman, begitu mereka menyebutnya.
"Saya kira memang harus ada perubahan. Kami akan mengambil keputusan yang terbaik bagi tim," kata Koeman 20 Agustus tahun lalu.
Apalagi saat itu secara tegas Koeman menyatakan bahwa tak akan ada hak istimewa kepada para pemain bintang Barca. Meskipun tak menyebutkan siapa pemain yang dimaksud, media-media Spanyol menyebut Koeman menyasar kepada Lionel Messi, Gerard Pique dan Sergio Roberto yang disebut memiliki pengaruh kuat di skuad Blaugrana.
Kepergian Lionel Messi ke PSG bisa dianggap sebagai bagian dari revolusi itu. Meskipun Koeman secara eksplisit menyatakan dirinya ingin Messi bertahan, namun tak tampak sinyal bahwa dia benar-benar meminta Presiden Joan Laporta untuk mempertahankannya.
Setidaknya, Koeman tidak bersikap seperti Zinedine Zidane yang mengancam hengkang ketika Cristiano Ronaldo tak mendapatkan kontrak baru di Real Madrid. Tak ada juga pernyataan dari Koeman yang mengutuk kinerja para petinggi Barcelona yang dinilai tak becus mengatasi krisis keuangan di sana sehingga Messi hengkang.
Justru Koeman menambah beban keuangan klub dengan ngotot mendatangkan Memphis Depay, Sergio Aguero dan Eric Garcia. Depay merupakan pemain incaran si pelatih sejak hari pertama dia menggantikan Quique Setien sementara Eric Garcia didatangkan juga dengan permintaan Koeman karena menginginkan tenaga baru di lini belakang.
Hanya perekrutan Sergio Aguero yang terasa janggal karena tak masuk dalam kategori pemain yang dibutuhkan Koeman untuk melanjutkan revolusinya, yaitu muda. Aguero sempat disebut sebagai kunci untuk mempertahankan Messi. Karena itu Barcelona mau merekrutnya meskipun si pemain telah berusia 33 tahun dan memiliki riwayat cedera yang panjang.
Belakangan, perekrutan Aguero dengan bebas transfer dan gaji kecil disebut sebagai persiapan untuk membuat jalan keluar bagi Messi secara mulus. Laporta paham betul Cules, sebutan untuk suporter Barcelona, akan marah besar jika dirinya melepas Messi tanpa menunjukkan sinyal ingin mempertahankannya sekuat tenaga.