2. Jarang menang dari tim-tim besar
Sejak ditangani Koeman, Barca praktis memiliki rapor buruk saat menghadapi tim-tim besar, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.
Di Liga Spanyol, selain El Clasico, Barca juga kerap tak berdaya kala menghadapi tim seperti Atletico Madrid dan Sevilla. Musim lalu, mereka menelan dua kekalahan dari Atletico yang kemudian meraih gelar juara Liga Spanyol.
Mereka juga hanya meraih dua kemenangan, satu kali kalah dan satu kali imbang dan dua kemenangan kalah dari Sevilla dalam empat pertemuan di Liga Spanyol dan Copa del Rey musim lalu. Musim ini, mereka juga telah menelan kekalahan dari Atletico Madrid.
Di kompetisi Eropa, rapor Barcelona sedikit lebih baik. Mereka sempat mengalahkan Juventus 2-0 pada pertemuan pertama di Liga Champions musim lalu meskipun kemudian menelan kekalahan 0-3 pada pertemuan kedua.
Kemenangan dari Juventus itu merupakan kemenangan terakhir yang didapatkan Barca atas tim besar di Liga Champions. Setelah itu, mereka kalah dari PSG, Bayern Munchen dan Benfica.
3. Permainan tak atraktif
Permainan Barcelona di bawah Ronald Koeman dianggap yang paling buruk dalam dua dekade terakhir, selain saat di bawah asuhan Quique Setien. Tak ada lagi jejak permainan Tiki Taka yang merupakan ciri khas klub itu sejak ditanamkan oleh Johan Cruyff pada era 80-an hingga 90-an.
Koeman sendiri mengakui timnya saat ini tak bisa menerapkan strategi bermain ala Tiki Taka. Dia beralasan para pemainnya tak memiliki kualitas yang memungkinkan untuk menerapkan strategi seperti itu.
Permainan tak atraktif itu membuat Cules, sebutan untuk suporter Barcelona, kecewa. Permainan buruk yang ditunjukkan Memphis Depay cs bahkan membuat mereka malas hadir ke Stadion Camp Nou.
Pada laga kontra Bayern Munchen di Liga Champions awal musim ini, Barca disebut kesulitan menjual habis tiket pertandingan. Meskipun sudah memberikan diskon besar, hanya sekitar 39 ribu Cules yang hadir pada laga itu, dari kapasitas maksimal 90 ribu.
Pada laga El Clasico akhir pekan kemarin, Stadion Camp Nou juga tak penuh. Partai itu disebut hanya dihadiri sekitar 86 ribu penonton, dengan sebagian diantaranya juga merupakan suporter Real Madrid.