3. Carles Rexach
Rexach juga dianggap sebagai salah satu pelatih legendaris Barcelona. Mengawali karirnya dengan bergabung ke akademi La Masia pada 1959. Tiga tahun berselang, dia mendapatkan promosi ke tim senior.
Sempat dipinjamkan ke klub Condal, Rexach menjadi salah satu pemain sayap andalan Barcelona di era 60 ang hingga awal 80-an. Setelah gantung sepatu, dia kembali merintis karirnya dari bawah dengan menjadi pelatih di akademi La Masia sebelum akhirnya menjadi pelatih tim senior pada 2001-2002.
Rexach disebut sebagai salah satu anak asuh Johan Cruyff karena pernah menjadi asisten untuk pelatih asal Belanda itu. Dia juga sempat beberapa kali menjadi pelatih sementara Barcelona.
4. Pep Guardiola
Sejak bergabung ke akademi La Masia pada 1984, Pep Guardiola sudah diprediksi akan menjadi sosok yang hebat oleh para pelatih di sana. Dia pun mendapatkan promosi ke tim senior Barca pada 1990, saat tim itu ditangani Cruyff.
Guardiola ikut mempersembahkan 15 trofi juara sepanjang 11 tahun karirnya sebagai pemain. Dia hengkang ke Italia pada 2001 untuk bermain bersama Brescia.
Setelah pensiun pada 2006, Guardiola langsung dipercaya menangani Barcelona B setahun berselang. Dia membawa Barcelona B menjuarai divisi tiga Liga Spanyol musim itu dan mendapatkan promosi ke divisi kedua.
Pemecatan Frank Riijkard pada akhir musim 2007-2008 menjadi berkah bagi Guardiola. Dia langsung didaulat untuk menjadi pelatih tim bertabur bintang yang diisi oleh Ronaldinho, Deco, Samuel Eto'o, Xavi Hernandez, Andres Iniesta hingga Carles Puyol.
Pada musim pertamanya sebagai pelatih tim senior, Guardiola langsung mempersembahkan tiga gelar: Juara Liga Spanyol, Copa del Rey dan Liga Champions.
Semuanya berubah di bawah asuhan Guardiola. Gaya permainan tiki taka Barca mencapai puncaknya, dengan permainan umpan-umpan pendek yang cepat dan penguasaan bola yang indah yang menghasilkan gol demi gol dan memukau dunia. Guardiola benar-benar mendefinisikan ulang sepakbola.
Dalam empat musim, ia memenangkan 14 trofi yang luar biasa, termasuk dua Liga Champions – periode paling gemilang dalam sejarah klub itu.
5. Tito Vilanova
Tito Vilanova merupakan salah satu sahabat karib Guardiola semasa berada di akademi La Masia. Sayangnya, karir Vilanova sebagai pesepakbola tak secemerlang rekannya itu.
Dia hanya pernah membela Barcelona C dan B sebelum akhirnya dilepas ke klub lain dan pensiun pada 2001. Setelah itu, dia menjadi pelatih di La Masia pada 2002-2003 sebelum hengkang menjadi pelatih di klub kasta bawah.
Kembalinya Guardiola ke klub itu pada 2008 membuat Villanova kembali. Dia menjadi asisten yang setia mendampingi Guardiola baik di Barcelona B maupun tim senior.
Saat Guardiola mundur pada akhir musim 2008, Vilanova ditunjuk menjadi pelatih kepala. Sayangnya, karirnya sebagai pelatih cukup pendek karena penyakit kanker yang dia derita. Dia pun mengundurkan diri pada 2013 dan setahun berselang meninggal dunia.
Dengan begitu, Xavi Hernandez akan menjadi pelatih keenam Barcelona yang juga pernah mengenyam pendidikan di akademi klub itu. Bedanya, dia tak merintis karirnya sebagai pelatih di tim junior klub tersebut. Xavi melatih klub asal Qatar Al Sadd sejak pensiun pada 2019.
FC BARCELONA