Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, mengaku kecewa dengan kekalahan di Emirates Stadium. Ia juga menyoroti gol dari titik penalti Bukayo Saka di babak kedua yang membuat timnya gagal meraih poin. "Sulit untuk menerima secara umum kebobolan gol, tetapi kami tahu bahwa mereka berada di momen terbaik. Sulit untuk kehilangan poin lewat titik penalti, tetapi itulah masalahnya jadi kami harus menghadapinya," kata Van Dijk.
Masalah kepercayaan diri pemain Liverpool menjadi sorotan. Menurut pemain asal Belanda itu, kepercayaan diri punya peran penting ketika para pemain tampil di level tertinggi.
"Jika Anda gagal menang secara reguler seperti yang biasa kami lakukan, maka kepercayaan diri mulai memudar, tetapi kami tahu bahwa itu juga bisa berbalik. Kami tahu kami harus bekerja dan kami harus bekerja keras. Itulah satu-satunya hal yang harus dilakukan dan satu-satunya jalan ke depan," ujar Van Dijk.
Van Dijk menilai bahwa Klopp dan para pemain tak bisa melakukan perubahan yang cepat untuk mengatasi krisis kepercayaan diri. Ia berfokus untuk mencoba memenangkan pertandingan berikutnya. "Kami tahu bahwa liga akan menjadi pertandingan yang cukup sulit, tetapi pertama-tama kami harus pulih," kata Van Dijk.
"Kami harus melihat apa yang bisa kami lakukan untuk tampil lebih baik karena akan ada banyak momen menanti. Kami harus fokus pada Liga Champions karena kami memiliki pekerjaan besar di sana juga dan kemudian kami akan fokus pada liga lagi. Pertandingan begitu datang dengan deras dan cepat, kami hanya harus siap," kata dia menambahkan.
Adapun pemain bertahan Liverpool, Ibrahim Konate, menolak menyerah. Sekembalinya dari cedera, ia bertekad untuk melakukan segala usaha untuk membantu The Reds keluar dari rentetan hasil buruk di Liga Inggris. "Tentu saja saya sangat senang bisa kembali. Itu adalah dua bulan yang panjang tetapi saya ingin berterima kasih kepada semua anggota medis klub yang membantu saya untuk kembali dengan baik dan lebih kuat."
"Tentu saja hasil pertandingan melawan Arsenal tidak terlalu bagus bagi saya, bagi kami, bagi para penggemar. Maafkan kami untuk itu, tetapi kami akan mencoba memberi lebih banyak dan lebih keras," kata dia.
Kelesuan Liverpool
Performa Liverpool di awal musim menjadi sorotan pandit sepak bola yang juga mantan pemain Manchester United, Gary Neville. Menurut dia, para pemain The Reds tampak lesu ketika menghadapi para pemain Arsenal di babak kedua. Gaya bermain Liverpool yang khas dengan penguasaan bola, pergerakan tanpa bola, dan total dalam menekan, seolah menghilang.
“Ada satu poin lima atau enam tahun lalu ketika Pochettino berada di Tottenham, dan Klopp berada di Liverpool, saya belum pernah melihat permainan agresif dalam memburu bola seperti itu sebelumnya. Kami tahu bahwa Jurgen Klopp datang dengan sepak bola bergata heavy metal, tapi itu bukan sepak bola heavy metal, itu seperti gitar bass," kata Neville soal pertandingan Arsenal vs Liverpool.
"Manajer Liverpool ini telah melakukan pekerjaan terbaik dari manajer mana pun dalam 6-7 tahun terakhir, dengan apa yang harus dia tangani dalam hal anggaran dibandingkan dengan klub lain. Mereka punya cukup uang untuk menepis anggapan bahwa, ini adalah akhir dari Liverpool. Ini adalah soal energi dan selera dalam permainan yang mereka miliki selama beberapa tahun terakhir," kata Neville.
REUTERS | SKYSPORTS | LIVERPOOLFC
Baca juga : Alasan Jurgen Klopp Tarik Keluar Mohamed Salah saat Arsenal vs Liverpool 3-2 di Liga Inggris