TEMPO.CO, Jakarta - Maroko menetapkan standar baru untuk sepak bola Afrika setelah lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 Qatar. Namun kini mereka dalam tekanan untuk memperbaiki rekor buruk di Piala Afrika, yang akan bergulir mulai Ahad, 14 Januari 2024, di Pantai Gading.
Tim asuhan Walid Regragui itu menjadi negara Arab dan Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia, tetapi mereka kini diharapkan membawa performa tersebut ke Piala Afrika dan menghapus rekor kegagalan mereka.
Maroko adalah salah satu dari 12 negara Afrika yang pernah meraih kesuksesan sebelumnya di kejuaraan kontinental itu. Namun satu-satunya kemenangan mereka di masa lalu terjadi hampir setengah abad yang lalu, yakni pada 1976.
Mereka memiliki sejarah panjang sejak tersingkir secara tak terduga ketika terpilih sebagai favorit.
“Memang benar putaran final Piala Dunia terakhir memberi kami pengalaman di kompetisi-kompetisi besar, tetapi bagi kami kenyataannya adalah Piala Afrika selalu menjadi turnamen yang rumit,” kata Regragui kepada Reuters pada Rabu, 10 Januari 2024.
Baca Juga:
“Ini bukan pertama kalinya Maroko menjadi favorit dan berpotensi menjadi pemenang, tetapi sayangnya kami belum berhasil lolos secara reguler ke empat besar. Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari pengalaman dalam kompetisi, hal tersebut bukanlah faktor utama yang menjamin kami meraih kemenangan.”
Pada Piala Afrika 2023 ini, Maroko berada di Grup F bersama Tanzania, Kongo, dan Zambia. Mereka akan melakoni laga pertamanya melawan Tanzania pada Kamis, 18 Januari 2023.
Jika lolos dari penyisihan grup, akan ada banyak tim yang ingin mengalahkan Maroko, terutama tantangan berat dari tuan rumah Pantai Gading, Ghana, Nigeria, dan juara bertahan Senegal.