TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Korea Selatan akan menghadapi Yordania di babak semifinal Piala Asia 2023. Kedua tim akan berebut tiket final di Ahmad bin Ali Stadium, Al Rayyan, Qatar, Selasa, 6 Februari 2024.
Semangat pantang menyerah akan menjadi midal mereka menggondol trofi yang sudah dinanti selama 64 tahun. Semangat tersebut sudah mereka tunjukan dalam perjalanan hingga ke semifinal.
Gol pada masa tambahan waktu saat lawan Yordania dan Malaysia pada penyisihan grup memainkan peran penting dalam sukses Taeguk Warriors lolos ke 16 besar. Ditambah dua laga melelahkan pada babak knock-out lawan Arab Saudi dan Australia, yang harus melewati perpanjangan waktu sebelum tampil di empat besar.
Penolakan mereka untuk menyerah membuat Korea Selatandijuluki "Tim Zombi" oleh para penggemar mereka di Korea Selatan. Namun, kapten Son Heung-min menyatakan tantangan berat yang dihadapi para pemain justru telah meningkatkan kesatuan dalam skuad.
"Yang paling penting adalah kami mendapatkan hasilnya,” kata pemain Tottenham itu, seperti dikutip dari situs resmi AFC, Minggu.
“Apa pun istilah yang ingin Anda pakai, itu tidak penting. Hal yang dapat saya katakan dengan yakin adalah, kemenangan membuat kami tetap kompak dan jadi lebih kuat."
“Bermain 120 menit, itu sulit, tidak mudah tetapi semangat yang ditunjukkan para pemain membuat kami tetap bersatu."
“Kami semua bersama-sama dalam hal ini. Itulah yang sangat penting, semangat yang kami tunjukkan dan itulah yang perlu menjadi fokus masyarakat Korea,” Son menegaskan.
Sin Heung-min mengakui kelelahan bisa jadi faktor yang merugikan tim, karena Korea harus bermain 120 menit dalam dua laga berturut-turut. Yakni ketika menghadapi Arab Saudi pada babak 16 besar (menang adu penalti 5-3) dan Australia pada perempat final (menang 2-1 lewat perpanjangan waktu).
Meski begitu, Son yakin dia dan rekan satu timnya dapat mengatasi masalah tersebut lewat pendekatan psikologis yang benar.
“Sejak menjadi pesepak bola, saya pikir ini pertama kalinya saya memainkan dua pertandingan berturut-turut selama 120 menit, tapi itu tidak seburuk kelihatannya,” ujar Son.
“Ini lebih tentang mentalitas dan apa yang Anda pikirkan. Tapi sekarang saya bermain untuk negara, sekarang saya milik negara dan tidak boleh ada alasan apa pun.”
“Kini hanya tersisa empat tim di Doha. Dari empat tim hanya satu tim yang akan mengangkat trofi. Saya dan tim ingin berjuang untuk trofi itu."
"Lelah, letih, tidak boleh jadi alasan. Kami akan maju untuk memenangkan trofi, dan membawanya pulang,” pemain 31 tahun itu menegaskan tekadnya.
Lupakan Kegagalan 2015
Son Heung-min menegaskan, tekadnya mengalahkan Australia pada perempat final Jumat (2 Februari 2024) lalu dibalut keinginan menjaga harapan Korea mengangkat trofi Piala Asia 2023. Ia tidak bermaksud membalas kekalahan menyedihkan yang dialami Taeguk Warriors dari The Socceroos pada laga final Piala Asia 2015 lalu.
Son sendiri berperan penting membawa timnya mereguk kemenangan 2-1 atas Australia untuk melaju ke semifinal lawan Yordania, Selasa. Ia dijegal pemain Australia di kotak penalti penalti, sehingga memungkinkan Hwang Hee-chan mencetak gol penyeimbang 1-1 pada injury time lewat eksekusinya.
Son kemudian sukses mengeksekusi tendangan bebas pada masa perpanjangan waktu yang memastikan kemenangan atas Australia. Kemenangan tersebut terjadi hampir sembilan tahun sejak Korea kalah dari Australia pada final tahun 2015 di Sydney.
Saat itu Son mencetak gol di masa tambahan waktu untuk menambah waktu pertandingan menjadi 30 menit. Namun, James Troisi kemudian mencetak gol penentu kemenangan tuan rumah yang membuat Australia dinobatkan sebagai juara.
“Saya tidak akan menyebutnya balas dendam,” kata Son. “Tapi, ya, tahun 2015 itu menyakitkan, sungguh menyakitkan.”
“Kami memiliki peluang yang sangat bagus hari itu dan saya adalah salah satu pemain yang sangat kecewa dengan hasilnya.”
Namun, Son sudah melupakan peristiwa itu dan menganggapnya sebagai bagian dari pertandingan sepak bola.
“Pengalaman-pengalaman itu benar-benar membantu saya menjadi dewasa sebagai pribadi dan sebagai pemain, dan itulah yang membawa saya sampai sejauh ini,” ujar Son.
“Ini bukan tentang pertandingan final (Piala Asia) tahun 2015, ini tentang tujuan saya di turnamen ini dan tujuan kami sebagai sebuah tim.”
“Hanya itu yang ada di kepala saya dan saya senang kami selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan kami (juara Piala Asia 2023),” kata peraih Golden Boot Liga Inggris 2021-2022 itu.
AFC
Pilihan Editor: Shin Tae-yong Sampaikan Evaluasi Performa Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, Ungkap 2 Masalah